"Filmnya
bagus.. Si Mita sampai terkencing-kencing ketakutan.. hahaha" Anya
tertawa terbahak seraya meninju pelan bahu Mita. Yang diledek hanya
meringis kecil
"apaan sih..."
"Eh, Delia belum balik Ta?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
"Eh iya.." Si iseng Anya menimpali "..kan biasanya kalian bareng terus, roommate goals katanya. Hahaha"
"Iya.. Tumben-tumbenan kamu sendiri. Sampai semalam ini lagi.." aku
melirik jam tanganku "wah udah jam setengah dua belas aja nih. Kita
bubaran yah.."
Aku dan Anya berbalik menunggu respon dari Mita. Gadis manis berambut hitam itu nampak membeku dengan wajah yang pucat.
"Eh.." dia memainkan tali tas yang tergantung di bahunya. Matanya
dengan gelisah menatap sekitarnya "Kalian mau gak nginep di dorm aku?"
"Hah?!" seperti biasa Anya yang merespon paling cepat "Kenapa tiba-tiba? Jangan bilang kamu takut karena film tadi! Ahaha"
Mita tetap gelisah "Temenin aku pulang"
Aku dan Anya saling bertatapan
"Serius Ta?" Anya kembali bersuara "Kamu sampai setakut itu?"
"Ya ampun, tenang aja..." Anya kembali menepuk bahu Mita "Setan kayak
gitu mah cuma fiksi doang. Adanya di film doang. Gak perlu setakut itu
kali..."
"Please, jangan tinggalin aku sendirian..." Mita menggumam pelan
"Maaf Ta," Aku meringis, "bukannya aku ga mau, tapi besok pagi aku ada ujian." Kataku berat
"Iya, dan lagi dorm kamu sama flat dan universitas kita jauh banget"
Anya menimpali "Tenang aja, dorm kamu cuma tiga puluh menitan kan dari
sini. Ga perlu setakut itu. Daerah sini aman kok..."
Ada rasa iba di hatiku, namun sayang waktunya tidak tepat.
"Eh, bus kita lima menit lagi" Anya mengingatkan "Maaf ya Ta, nanti
kabari kita kalau sudah nyampe yah..." Anya mulai berlari menuju
pemberhentian bus yang biasa kami tumpangi
"Ta, maaf sekali
lagi yah, kabari juga kalau ada apa-apa" Aku mengucapkan perpisahan dan
mulai melangkahkan kaki dengan berat. Sekali lagi menoleh untuk
memastikan gadis manis itu masih berdiri di tempat yang sama.
~~~
Aku memasuki flat yang ku sewa bersama Anya dengan buku di tanganku. Ia kudapati sudah duduk di ruang santai dan menyalakan TV.
Aku mengecek handphone di atas meja, masih tak ada balasan darinya. Aku merasa bersalah
"Masih belum ada kabar Cha?" Anya menoleh dari balik sofa. Aku menggeleng pelan.
Pembawa berita siang mulai membacakan laporannya saat nama lokasi yang disebutkannya menarik perhatianku.
"Itu kan dekat tempat kita semalam.." Ujarku gugup
Anya dengan gugup berusaha meraih handphonenya
"Penemuan mayat lelaki mengenaskan di jalan XX , menggemparkan warga sekitar"
Oh, lelaki. entah mengapa aku merasa lega. Kemudian handphone kami berdering.
Akhirnya dia mengirim pesan juga
"Sudah kubilang, Jangan tinggalkan aku sendiri"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar