Adikku
Pete menghilang dua puluh tahun yang lalu pada malam Halloween. Kupikir
aku tahu dimana ia bersembunyi, yaitu di kamar tidur kami. Disana ia
menunggu untuk menakut-nakutiku bersama kostum drakula kecilnya. Tapi
ketika aku menendang pintu kamar untuk menakut-nakutinya terlebih
dahulu, ternyata ia tak ada disana. Satu-satunya petunjuk yang kutemukan
adalah selembar pr matematikanya yang dirobek dari bukunya dan berada
di dekat bantal di ranjangku.
Polisi mempercayai bahwa Pete
telah diculik dan ia meninggalkan sebuah petunjuk untuk identitas
penculiknya. Tentu, mereka memusatkan perhatian pada guru matematikanya.
Namun, tidak ada bukti nyata. Walaupun tidak ada bukti yang menunjukkan
guru matematika Pete bersalah, tapi semua orang yakin ialah yang
bersalah. Guru matematika itupun akhirnya pergi meninggalkan kota,
meninggalkan sebuah misteri dimanakah Pete berada.
Aku tahu
adikku itu. Anak itu hampir selalu melupakan hal-hal yang berkaitan
dengan apapun. Contohnya adalah saat ia terkunci diluar rumah. Aku rasa,
dia tidak cukup cerdik untuk meninggalkan pesan petunjuk seperti itu.
Mungkin setiap orang menyalahkan guru matematika, atau mungkin aku terlalu meremehkan adikku itu. Terserah.
Aku pun tumbuh besar dan menjadi seorang polisi.
Halloween ini, kami mendapat beberapa laporan tentang penyusup di Rumah
tua 'Boys', yaitu sebuah rumah kosong di hutan belakang sekolah. Aku
menuju ke sana untuk memastikan bahwa anak-anak sekitar tidak masuk ke
rumah tua itu.
Aku berjalan untuk memeriksa. Saat aku hendak
pergi dari sana, aku melihat sebuah lubang di pagar yang ditumbuhi
rumput liar, tersembunyi di balik pohon oak besar. Kunaiki pagar itu dan
menemukan sebuah pintu masuk ke gedung yang berada di lorong panjang
dengan deretan pintu di sebelah kiri dan jendela di sebelah kanan. Pintu
pertama tergantung dari engselnya, namun pintu kedua terkunci. Karena
penasaran, aku pun menendangnya. Ternyata itu adalah sebuah lemari.
Di dalam sana terdapat kerangka anak kecil dengan kostum drakula
meringkuk di pojok lemari. Aku pun mengenali kerangka itu, itu adalah
kerangka Pete. Nampaknya aku bisa menebak apa yang terjadi. Pete telah
menunggu di sana untuk menakut-nakutiku. Dia tak menyangka bahwa
pintunya akan terkunci. Di sampingnya terdapat sebuah buku matematikanya
dan ada selembar halaman yang dirobek. Pada halaman setelah halaman
yang dirobek itu, ada sebuah catatan :
"Temui aku di Rumah tua
"Boys" untuk sebuah KEJUTAN! ada lubang di pagar yang ada di belakang
pohon besar, masuklah kedalam , kemudian masuklah ke pintu di sebelah
kiri!
Ku kira aku salah menilai adikku itu. Dia sudah cukup
pintar untuk meninggalkan sebuah petunjuk. Hanya saja ia sedikit ceroboh
dengan menyobek halaman yang salah.
===
*Dengan perubahan seperlunya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar