Sabtu, 10 Desember 2016

Twenty Years in the Dark

Adikku Pete menghilang dua puluh tahun yang lalu pada malam Halloween. Kupikir aku tahu dimana ia bersembunyi, yaitu di kamar tidur kami. Disana ia menunggu untuk menakut-nakutiku bersama kostum drakula kecilnya. Tapi ketika aku menendang pintu kamar untuk menakut-nakutinya terlebih dahulu, ternyata ia tak ada disana. Satu-satunya petunjuk yang kutemukan adalah selembar pr matematikanya yang dirobek dari bukunya dan berada di dekat bantal di ranjangku.

Polisi mempercayai bahwa Pete telah diculik dan ia meninggalkan sebuah petunjuk untuk identitas penculiknya. Tentu, mereka memusatkan perhatian pada guru matematikanya. Namun, tidak ada bukti nyata. Walaupun tidak ada bukti yang menunjukkan guru matematika Pete bersalah, tapi semua orang yakin ialah yang bersalah. Guru matematika itupun akhirnya pergi meninggalkan kota, meninggalkan sebuah misteri dimanakah Pete berada.

Aku tahu adikku itu. Anak itu hampir selalu melupakan hal-hal yang berkaitan dengan apapun. Contohnya adalah saat ia terkunci diluar rumah. Aku rasa, dia tidak cukup cerdik untuk meninggalkan pesan petunjuk seperti itu.

Mungkin setiap orang menyalahkan guru matematika, atau mungkin aku terlalu meremehkan adikku itu. Terserah.

Aku pun tumbuh besar dan menjadi seorang polisi.

Halloween ini, kami mendapat beberapa laporan tentang penyusup di Rumah tua 'Boys', yaitu sebuah rumah kosong di hutan belakang sekolah. Aku menuju ke sana untuk memastikan bahwa anak-anak sekitar tidak masuk ke rumah tua itu.

Aku berjalan untuk memeriksa. Saat aku hendak pergi dari sana, aku melihat sebuah lubang di pagar yang ditumbuhi rumput liar, tersembunyi di balik pohon oak besar. Kunaiki pagar itu dan menemukan sebuah pintu masuk ke gedung yang berada di lorong panjang dengan deretan pintu di sebelah kiri dan jendela di sebelah kanan. Pintu pertama tergantung dari engselnya, namun pintu kedua terkunci. Karena penasaran, aku pun menendangnya. Ternyata itu adalah sebuah lemari.

Di dalam sana terdapat kerangka anak kecil dengan kostum drakula meringkuk di pojok lemari. Aku pun mengenali kerangka itu, itu adalah kerangka Pete. Nampaknya aku bisa menebak apa yang terjadi. Pete telah menunggu di sana untuk menakut-nakutiku. Dia tak menyangka bahwa pintunya akan terkunci. Di sampingnya terdapat sebuah buku matematikanya dan ada selembar halaman yang dirobek. Pada halaman setelah halaman yang dirobek itu, ada sebuah catatan :

"Temui aku di Rumah tua "Boys" untuk sebuah KEJUTAN! ada lubang di pagar yang ada di belakang pohon besar, masuklah kedalam , kemudian masuklah ke pintu di sebelah kiri!

Ku kira aku salah menilai adikku itu. Dia sudah cukup pintar untuk meninggalkan sebuah petunjuk. Hanya saja ia sedikit ceroboh dengan menyobek halaman yang salah.

===

*Dengan perubahan seperlunya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar