Hai,
perkenalkan namaku Adam, dan aku adalah pecinta bahkan mungkin bisa
dibilang pecandu tentang segala film yang berbau horror. Ketika
kebanyakan temanku lebih suka film ber-genre lain, aku masih berpegang
teguh dengan masih menyukai film horror. Film yang bagus, ya bagus, dan
film yang jelek, dalam pendapatku masih tetaplah bagus. Dari film asia
hingga film barat, semua sudah kutonton
dan kemudian aku akan membuat sinopsisnya, yang tak kusangka cukup
terkenal di internet. Aku sering mengunjungi forum forum yang berbau
horror untuk mencari film ataupun cerita horror dan juga untuk mencari
sensasi baru. Dan semenjak aku mengalami hal ini, hal yang akan
kuceritakan ini, rasa hausku akan horror menghilang..
Itu semua
dimulai dari sebuah e-mail yang aku terima di hari Selasa. Kotak masukku
penuh dengan iklan dan surat spam dari berbagai situs horror dimana aku
mendaftar. Tetapi, ada sesuatu mengenai e-mail ini. Subjeknya sangat
mengerikan dan aku pun langsung tertarik untuk membukanya, di bawah ini
merupakan isi dari e-mail tersebut.
“Hai Adam.
Kamu telah
diundang untuk datang ke Diract Lane nomor 2486. Aku adalah director
dari film Vain Death, dan akan menayangkan film baruku. Di filmku ini,
hal yang ditonjolkan adalah darah, darah memang luar biasa, darah
merupakan hal terbaik, darah sangatlah hebat, dan darah adalah
segalanya. Kehidupan akan tunduk kepada darah dan kekuasaan. Hari Kamis
nanti tengah malam.
Dengan hormat,
Petru Beklea”
Email itu membuat bulu kudukku berdiri, aku tau alamat itu. Itu
merupakan bioskop yang sudah ditutup bertahun tahun yang lalu. Ketika
aku masih kecil, itu merupakan bioskop kecil di daerahku. Biasanya
bioskop itu memutar film yang sudah tidak diputar di bioskop besar.
Tetapi, bioskop itu juga sering digunakan untuk festival, festival yang
bertema horror. Biasanya festival itu mulai setiap 2 bulan sekali, dan
aku selalu membeli tiketnya untuk berjaga-jaga supaya tidak kehabisan.
Aku memberitahu semua temanku, tapi tak ada seseorang pun yang
tertarik. Mengirim kembali e-mail yang kuterima ke teman temanku bahkan
tidak merubah apapun, bahkan sebaliknya. Mereka berpikir betapa anehnya
e-mail itu dan mengatakan bahwa bioskop itu sudah ditutup beberapa
tahiun lalu. Dan juga, mereka memberitahuku bahwa keberadaan Petru
Beklea tidak ada di internet, dia seperti menghilang tanpa jejak. Tidak
memperdulikan protesan mereka, aku tetaplah akan berangkat, bagaimana
pun caranya, dan itu adalah keputusan paling buruk didalam hidupku. Aku
pergi ke bioskop itu 2 hari lalu sendirian dan sampai disana pukul
11:50.
Aku segera mulai menyesal akan keputusanku. Bioskop itu
terletak di tempat yang terpencil di kotaku. Bioskop itu bagaikan oasis
di tengah tengah hutan beton di kotaku. Ketika aku sampai disana, aku
segera menyadari bahwa tidak ada kendaraan satu pun disitu. Aku
merupakan satu satunya pengunjung bioskop itu. Segera setelah aku keluar
dari mobilku, aku menyelidiki pintu masuk ke bioskop itu. Dan itu
terlihat terlantar. Dari luar, aku bisa melihat bahwa di dalam gelap
gulita. Dan sudah pasti bioskop ini sudah tidak terurus lagi selama
bertahun-tahun. Dan hal ini menambahkan kesan menakutkan yang memang aku
harapkan di malam hari, tapi sesuatu tentang hal ini berbeda. Aku
berbalik untuk kembali ke ke mobilku. Dan ketika itu juga, lampu didalam
bioskop itu menyala.
Aku memutuskan untuk terus masuk ke
dalam. Rasa ingin tahuku semakin bertambah ketika aku memasuki bioskop
kosong yang terlantar ini. Aku kaget setengah mati ketika pintu menuju
theater mengeluarkan bunyi berdecit yang menyakitkan telinga, tapi aku
terus maju.
Aku masuk dan menyadari bahwa theater itu tak
terawat. Aku kebingungan hingga aku melihat cahaya di layar. Dan ada
tulisan vain death di layar itu. Aku sebenarnya ingin membeli popcorn
karena aku belum makan malam, tapi aku hanya menemukan sarang laba laba
di stand makanan, aku berpikir, ini pasti hanya untuk menambah kesan
seram di pemutaran film ini.
Aku kembali masuk ke theater 1.
aku duduk di kursi paling belakang tanpa memperdulikan kursi yang sudah
agak rusak, tempat ini memang butuh renovasi, pikirku. Dan aku kembali
berpikir bahwa theater ini memang sengaja dibuat seperti ditinggalkan
untuk menambah kesan seram di pemutaran film ini. Aku melihat sekitar
dan menyadari bahwa orang yang ada di theater ini hanya aku seorang.
Kemudian, filmnya dimulai.
Cahaya temaram dari layar menyinari
theater 1, dan aku menyadari aku tidak sendiri. Seorang pria dengan jas
berwarna hitam masuk ke theater dan duduk di kursi paling depan, aku
menyimpulkan bahwa orang ini adalah sang director film, aku kasihan
kepadanya karena hanya ada satu orang yang menonton film buatannya, film
yang ia buat dengan keras. Tapi, semua rasa kasihan itu akan hilang
dalam beberapa menit lagi.
Filmnya dimulai dengan kamera shot
yang statis dan tanpa ada pengaturannya sama sekali. Kamera tersebut di
letakkan di pojokan kamar tidur, yang menunjukkan seorang pria dan
seorang wanita sedang bercakap cakap. Kualitas suaranya sangat buruk,
sehingga aku harus focus untuk mendengar apa yang dibicarakan. Aku
bahkan hanya mengetahui sedikit apa isi pembicaraan itu. Juga, kualitas
videonya jelek sekali dan posisinya sangat jauh dari “action”nya dan
juga tidak focus. Hal ini sangat menggangguku untuk melihat film yang
sangat, bisa dibilang jelek ini, tapi aku kemudian ragu untuk berpikir
seperti itu, mungkin saja ini memang dibuat seperti ini. Sebuah film
yang miskin kualitas, tapi mengerikan.
Percakapan antara kedua
orang itu terus berlanjut. Tapi karena kualitas suara yang buruk, aku
hanya mengerti beberapa hal. Yang aku tau, wanita itu terlihat ketakutan
dan sering menyebutkan tali, yang kusimpulkan mungkin wanita itu diikat
di kursi. Setelah 5 menit berlalu, aku mendengar suara bayi menangis,
dan aku baru memperhatikan ada sebagian tempat tidur bayi yang terekam
di seberang ruangan.
Ketika rasa bosan mulai menyerangku, aku
menyadari bahwa pria berjas itu telah mundur beberapa kursi kebelakang.
Saat itu terlalu gelap untuk memastikannya, tapi aku yakin, dia
menatapku dengan tatapan tajam.
Percakapan berlanjut dengan
kamera tetap statis. Beberapa kata yang bisa kudengar adalah : aktris,
film, amatir, dan darah. Darah merupakan hal yang paling banyak disebut,
aku yakin itu 100%.
Kemudian pria di film itu mengambil
kamera, dan memindahkannya lebih dekat. Dan ketika dia meletakkannya
dibawah, dia memfokuskan kameranya. Segalanya menjadi lebih jelas. Dan
sekarang, suaranya menjadi terlalu keras. Wanita itu berteriak dengan
histeris, dan bayinya juga menangis dengan lengkingan yang sangat
tinggi. Suara pria itu dengan jelas ber-aksen Eropa Timur. Shot-nya
sekarang menampakkan wanita yang duduk di dekat tempat tidur bayi yang
sekarang terlihat bayinya. Pikiran pertamaku, wow, aktris yang sangat
hebat, tetapi, melihat perasaan horror di matanya, aku baru menyadari
sesuatu.
Ini bukanlah akting.
Pada saat yang
bersamaan, aku melihat pria berjas itu sekarang ada di kursi 2 baris di
depanku. Dia masih terus menatapku ketika film masih berlangsung.
Si wanita mulai meminta belas kasihan bagi nyawa bayinya. Dia terus
berkata berulang ulang bahwa dia tidak pernah mendaftar untuk hal ini.
Dia berteriak menyatakan bahwa dia bukan aktris. Pria itu duduk di
sampingnya. Ketika tangisannya berhenti, kesungguhannya untuk meminta
belas kasihan begitu emosional dan membuatku merinding. Pria itu
kemudian mengambil pisau cukur dari saku celananya, dan dengan gerakan
cepat, dia mengiris leher wanita tersebut.
Darah mulai mengucur
dari leher wanita malang tersebut. Pria itu kemudian mendekat dan
menjilati darah yang mengucur dari luka di leher wanita itu dan kemudian
mengoleskan tubuhnya sendiri dengan darah tersebut. Ketika darah sudah
berhenti mengalir dari luka wanita itu, dia lalu mengiris-iris wajah
wanita tersebut dan kemudian mencongkel matanya, memotong telinganya,
aksi brutal lainnya yang tak terekam di kamera. Peristiwa yang aku alami
ini tidak bisa kudeskripsikan, tapi peristiwa berikutnya lah yang tak
akan bisaku lupakan selamanya.
Pria itu berlumuran darah, dari
kepala hingga kaki dari darah wanita yang malang itu. Kemudian dia
mengambil bayi dari tempat tidurnya, dia mengangkatnya dan menatap ke
mata bayi yang tak berdosa itu dan kemudian menciumnya di kening. Dan
dalam satu gerakan, dia memutar mutar bayi itu dan melepaskannya. Sampai
hari ini, aku bersyukur tidak melihat peristiwa yang sangat brutal itu,
yaitu ketika kepala bayi itu menabrak dinding dari beton tersebut.
Tapi, suara tengkorak pecah tersebut masih terngiang ngiang di kepalaku.
Peristiwa yang aku lihat ini, membuat aku tak bisa beranjak dari
kursiku duduk, aku seperti menempel disitu. Dan mataku masih melihat
pembantaian yang diputar di layar. Ketika aku melihat ke sekitar, pria
berjas itu tidak ada, dia menghilang.
Aku tak bisa melakukan
apa apa selain melihat kembali ke layar, aku melihat pria tersebut
berlumuran darah, dan otak dari bayi tadi, menatap kamera tanpa
mengedipkan matanya. Tatapannya kosong, tapi aku melihat kegilaan
terpancar dari matanya.
Jahat.
Saat itulah ketika aku merasakan hembusan nafas di leherku.
Aku berbalik dan melihat pria yang di theater ini adalah pria yang sama
di film tadi. Tanpa berkata apa-apa dia menatapku dengan tatapan
gilanya. Matanya terlihat hidup dan jahat. Dia kemudian memasukkan
sesuatu ke dalam sakuku. Aku tentu saja terpaku, membeku ditempat itu,
terlalu takut untuk bergerak atau melakukan apapun. Karena rasa takutku,
aku menerima apapun yang dia masukkan ke dalam sakuku. Dia dengan cepat
meninggalkan theater dan aku ditinggalkannya sendiri.
Filmnya
masih diputar dan disana tidak ada siapapun, kameranya menge-shot
statis, dan sepertinya si pria itu telah meninggalkan tempat itu. Aku
memutuskan untuk segera pergi dari tempat terkutuk ini. Aku berlari
sekuat yang aku bisa dari lobi hingga pintu masuk dan segera masuk ke
mobil.
Aku tidak punya keberanian untuk melihat sesuatu yang
dimasukkan pria tadi ke sakuku, hingga aku sampai di rumah, setelah
kulihat, ternyata itu adalah catatan yang bertuliskan,
“aku
senang kau menikmati filmnya. Aku akan membuat film lagi, yang berjudul
Vain Death 2 yang akan dimulai pukul 8 malam sabtu besok. Dan untuk film
ini, aku akan menghargai actor amatir dan aku ingin bekerja sama
denganmu membuat film ini. Darah itu segalanya, darah itu luar biasa.”
dan sekarang pukul 7.54 malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar