Rabu, 21 September 2016

Budget Cinema (Creepypasta)

Hai, perkenalkan namaku Adam, dan aku adalah pecinta bahkan mungkin bisa dibilang pecandu tentang segala film yang berbau horror. Ketika kebanyakan temanku lebih suka film ber-genre lain, aku masih berpegang teguh dengan masih menyukai film horror. Film yang bagus, ya bagus, dan film yang jelek, dalam pendapatku masih tetaplah bagus. Dari film asia hingga film barat, semua sudah kutonton dan kemudian aku akan membuat sinopsisnya, yang tak kusangka cukup terkenal di internet. Aku sering mengunjungi forum forum yang berbau horror untuk mencari film ataupun cerita horror dan juga untuk mencari sensasi baru. Dan semenjak aku mengalami hal ini, hal yang akan kuceritakan ini, rasa hausku akan horror menghilang..
Itu semua dimulai dari sebuah e-mail yang aku terima di hari Selasa. Kotak masukku penuh dengan iklan dan surat spam dari berbagai situs horror dimana aku mendaftar. Tetapi, ada sesuatu mengenai e-mail ini. Subjeknya sangat mengerikan dan aku pun langsung tertarik untuk membukanya, di bawah ini merupakan isi dari e-mail tersebut.

“Hai Adam.
Kamu telah diundang untuk datang ke Diract Lane nomor 2486. Aku adalah director dari film Vain Death, dan akan menayangkan film baruku. Di filmku ini, hal yang ditonjolkan adalah darah, darah memang luar biasa, darah merupakan hal terbaik, darah sangatlah hebat, dan darah adalah segalanya. Kehidupan akan tunduk kepada darah dan kekuasaan. Hari Kamis nanti tengah malam.

Dengan hormat,
Petru Beklea”

Email itu membuat bulu kudukku berdiri, aku tau alamat itu. Itu merupakan bioskop yang sudah ditutup bertahun tahun yang lalu. Ketika aku masih kecil, itu merupakan bioskop kecil di daerahku. Biasanya bioskop itu memutar film yang sudah tidak diputar di bioskop besar. Tetapi, bioskop itu juga sering digunakan untuk festival, festival yang bertema horror. Biasanya festival itu mulai setiap 2 bulan sekali, dan aku selalu membeli tiketnya untuk berjaga-jaga supaya tidak kehabisan.

Aku memberitahu semua temanku, tapi tak ada seseorang pun yang tertarik. Mengirim kembali e-mail yang kuterima ke teman temanku bahkan tidak merubah apapun, bahkan sebaliknya. Mereka berpikir betapa anehnya e-mail itu dan mengatakan bahwa bioskop itu sudah ditutup beberapa tahiun lalu. Dan juga, mereka memberitahuku bahwa keberadaan Petru Beklea tidak ada di internet, dia seperti menghilang tanpa jejak. Tidak memperdulikan protesan mereka, aku tetaplah akan berangkat, bagaimana pun caranya, dan itu adalah keputusan paling buruk didalam hidupku. Aku pergi ke bioskop itu 2 hari lalu sendirian dan sampai disana pukul 11:50.

Aku segera mulai menyesal akan keputusanku. Bioskop itu terletak di tempat yang terpencil di kotaku. Bioskop itu bagaikan oasis di tengah tengah hutan beton di kotaku. Ketika aku sampai disana, aku segera menyadari bahwa tidak ada kendaraan satu pun disitu. Aku merupakan satu satunya pengunjung bioskop itu. Segera setelah aku keluar dari mobilku, aku menyelidiki pintu masuk ke bioskop itu. Dan itu terlihat terlantar. Dari luar, aku bisa melihat bahwa di dalam gelap gulita. Dan sudah pasti bioskop ini sudah tidak terurus lagi selama bertahun-tahun. Dan hal ini menambahkan kesan menakutkan yang memang aku harapkan di malam hari, tapi sesuatu tentang hal ini berbeda. Aku berbalik untuk kembali ke ke mobilku. Dan ketika itu juga, lampu didalam bioskop itu menyala.

Aku memutuskan untuk terus masuk ke dalam. Rasa ingin tahuku semakin bertambah ketika aku memasuki bioskop kosong yang terlantar ini. Aku kaget setengah mati ketika pintu menuju theater mengeluarkan bunyi berdecit yang menyakitkan telinga, tapi aku terus maju.

Aku masuk dan menyadari bahwa theater itu tak terawat. Aku kebingungan hingga aku melihat cahaya di layar. Dan ada tulisan vain death di layar itu. Aku sebenarnya ingin membeli popcorn karena aku belum makan malam, tapi aku hanya menemukan sarang laba laba di stand makanan, aku berpikir, ini pasti hanya untuk menambah kesan seram di pemutaran film ini.

Aku kembali masuk ke theater 1. aku duduk di kursi paling belakang tanpa memperdulikan kursi yang sudah agak rusak, tempat ini memang butuh renovasi, pikirku. Dan aku kembali berpikir bahwa theater ini memang sengaja dibuat seperti ditinggalkan untuk menambah kesan seram di pemutaran film ini. Aku melihat sekitar dan menyadari bahwa orang yang ada di theater ini hanya aku seorang. Kemudian, filmnya dimulai.

Cahaya temaram dari layar menyinari theater 1, dan aku menyadari aku tidak sendiri. Seorang pria dengan jas berwarna hitam masuk ke theater dan duduk di kursi paling depan, aku menyimpulkan bahwa orang ini adalah sang director film, aku kasihan kepadanya karena hanya ada satu orang yang menonton film buatannya, film yang ia buat dengan keras. Tapi, semua rasa kasihan itu akan hilang dalam beberapa menit lagi.

Filmnya dimulai dengan kamera shot yang statis dan tanpa ada pengaturannya sama sekali. Kamera tersebut di letakkan di pojokan kamar tidur, yang menunjukkan seorang pria dan seorang wanita sedang bercakap cakap. Kualitas suaranya sangat buruk, sehingga aku harus focus untuk mendengar apa yang dibicarakan. Aku bahkan hanya mengetahui sedikit apa isi pembicaraan itu. Juga, kualitas videonya jelek sekali dan posisinya sangat jauh dari “action”nya dan juga tidak focus. Hal ini sangat menggangguku untuk melihat film yang sangat, bisa dibilang jelek ini, tapi aku kemudian ragu untuk berpikir seperti itu, mungkin saja ini memang dibuat seperti ini. Sebuah film yang miskin kualitas, tapi mengerikan.

Percakapan antara kedua orang itu terus berlanjut. Tapi karena kualitas suara yang buruk, aku hanya mengerti beberapa hal. Yang aku tau, wanita itu terlihat ketakutan dan sering menyebutkan tali, yang kusimpulkan mungkin wanita itu diikat di kursi. Setelah 5 menit berlalu, aku mendengar suara bayi menangis, dan aku baru memperhatikan ada sebagian tempat tidur bayi yang terekam di seberang ruangan.

Ketika rasa bosan mulai menyerangku, aku menyadari bahwa pria berjas itu telah mundur beberapa kursi kebelakang. Saat itu terlalu gelap untuk memastikannya, tapi aku yakin, dia menatapku dengan tatapan tajam.

Percakapan berlanjut dengan kamera tetap statis. Beberapa kata yang bisa kudengar adalah : aktris, film, amatir, dan darah. Darah merupakan hal yang paling banyak disebut, aku yakin itu 100%.

Kemudian pria di film itu mengambil kamera, dan memindahkannya lebih dekat. Dan ketika dia meletakkannya dibawah, dia memfokuskan kameranya. Segalanya menjadi lebih jelas. Dan sekarang, suaranya menjadi terlalu keras. Wanita itu berteriak dengan histeris, dan bayinya juga menangis dengan lengkingan yang sangat tinggi. Suara pria itu dengan jelas ber-aksen Eropa Timur. Shot-nya sekarang menampakkan wanita yang duduk di dekat tempat tidur bayi yang sekarang terlihat bayinya. Pikiran pertamaku, wow, aktris yang sangat hebat, tetapi, melihat perasaan horror di matanya, aku baru menyadari sesuatu.

Ini bukanlah akting.

Pada saat yang bersamaan, aku melihat pria berjas itu sekarang ada di kursi 2 baris di depanku. Dia masih terus menatapku ketika film masih berlangsung.

Si wanita mulai meminta belas kasihan bagi nyawa bayinya. Dia terus berkata berulang ulang bahwa dia tidak pernah mendaftar untuk hal ini. Dia berteriak menyatakan bahwa dia bukan aktris. Pria itu duduk di sampingnya. Ketika tangisannya berhenti, kesungguhannya untuk meminta belas kasihan begitu emosional dan membuatku merinding. Pria itu kemudian mengambil pisau cukur dari saku celananya, dan dengan gerakan cepat, dia mengiris leher wanita tersebut.

Darah mulai mengucur dari leher wanita malang tersebut. Pria itu kemudian mendekat dan menjilati darah yang mengucur dari luka di leher wanita itu dan kemudian mengoleskan tubuhnya sendiri dengan darah tersebut. Ketika darah sudah berhenti mengalir dari luka wanita itu, dia lalu mengiris-iris wajah wanita tersebut dan kemudian mencongkel matanya, memotong telinganya, aksi brutal lainnya yang tak terekam di kamera. Peristiwa yang aku alami ini tidak bisa kudeskripsikan, tapi peristiwa berikutnya lah yang tak akan bisaku lupakan selamanya.

Pria itu berlumuran darah, dari kepala hingga kaki dari darah wanita yang malang itu. Kemudian dia mengambil bayi dari tempat tidurnya, dia mengangkatnya dan menatap ke mata bayi yang tak berdosa itu dan kemudian menciumnya di kening. Dan dalam satu gerakan, dia memutar mutar bayi itu dan melepaskannya. Sampai hari ini, aku bersyukur tidak melihat peristiwa yang sangat brutal itu, yaitu ketika kepala bayi itu menabrak dinding dari beton tersebut. Tapi, suara tengkorak pecah tersebut masih terngiang ngiang di kepalaku.

Peristiwa yang aku lihat ini, membuat aku tak bisa beranjak dari kursiku duduk, aku seperti menempel disitu. Dan mataku masih melihat pembantaian yang diputar di layar. Ketika aku melihat ke sekitar, pria berjas itu tidak ada, dia menghilang.

Aku tak bisa melakukan apa apa selain melihat kembali ke layar, aku melihat pria tersebut berlumuran darah, dan otak dari bayi tadi, menatap kamera tanpa mengedipkan matanya. Tatapannya kosong, tapi aku melihat kegilaan terpancar dari matanya.

Jahat.

Saat itulah ketika aku merasakan hembusan nafas di leherku.

Aku berbalik dan melihat pria yang di theater ini adalah pria yang sama di film tadi. Tanpa berkata apa-apa dia menatapku dengan tatapan gilanya. Matanya terlihat hidup dan jahat. Dia kemudian memasukkan sesuatu ke dalam sakuku. Aku tentu saja terpaku, membeku ditempat itu, terlalu takut untuk bergerak atau melakukan apapun. Karena rasa takutku, aku menerima apapun yang dia masukkan ke dalam sakuku. Dia dengan cepat meninggalkan theater dan aku ditinggalkannya sendiri.

Filmnya masih diputar dan disana tidak ada siapapun, kameranya menge-shot statis, dan sepertinya si pria itu telah meninggalkan tempat itu. Aku memutuskan untuk segera pergi dari tempat terkutuk ini. Aku berlari sekuat yang aku bisa dari lobi hingga pintu masuk dan segera masuk ke mobil.

Aku tidak punya keberanian untuk melihat sesuatu yang dimasukkan pria tadi ke sakuku, hingga aku sampai di rumah, setelah kulihat, ternyata itu adalah catatan yang bertuliskan,

“aku senang kau menikmati filmnya. Aku akan membuat film lagi, yang berjudul Vain Death 2 yang akan dimulai pukul 8 malam sabtu besok. Dan untuk film ini, aku akan menghargai actor amatir dan aku ingin bekerja sama denganmu membuat film ini. Darah itu segalanya, darah itu luar biasa.”

dan sekarang pukul 7.54 malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar