seni
itu kehidupan. yah, bagiku yang notabene adalah seniman, seni memang
suatu kehidupan. aliran sungai dedaunan gugur, langit biru dengan awan,
potret manusia, semua adalah kehidupan. untuk itulah, sebagai seorang
seniman aku selalu mencoba membuat karyaku nampak hidup.
sudah puluhan kali aku mendapatkan penghargaan sebagai seorang seniman
terbaik, namun sayang. aku masih belum puas dengan karyaku. meski orang
memuji kehidupan pada karyaku, aku merasa kehidupan yang dipertontonkan
kurang memiliki nyawa. ah,,aku kurang maksimal dalam pekerjaanku.
beberapa waktu berlalu, aku mencoba menghidupkan suasana pada karyaku.
aku melukiskan seorang wanita yang tengah berjalan tengah cahaya sunset,
wanita berbaju merah yang memiliki mata yang indah. pertama aku harus
mencarj model.
ya, aku menemukannya. ika,seorang pemain teater terkenal sekaligus gadis anggun berbola mata coklat, menjadi modelku.
aku memakaikannya baju merah.Buatanku sendiri. ika pasrah pada yang aku
perintahkan. aku menggunakan cat merah, seperti yang terbalur pada
tubuh ika. merah ke seluruh tubuhnya, menggunakannya. ika terdiam
memandangku menyelesaikan lukisan.
enam bulan kemudian,
lukisanku mengikuti pameran tunggal. ia mendapat banyak pujian. lukisan
benar2 hidup seakan memiliki nyawa. begitu pula denganku. aku merasa
puas dengan hasil karyaku. setidaknya kali ini. terimakasih pada ika,
yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan lukisanku. sayang iantidak
bisa hadir melihatnya. tiga hari setelah aku memyelesaikan lukisanku,
ika ditemukan tewas mengenaskan di padang ilalang. bagian lengan, tubuh,
dan pahanya disayat hingga pembuluh darahnya keluar hingga ia mati
kehabisan darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar