Selasa, 27 September 2016

NoEnd House a.k.a Rumah Tanpa Ujung : Part 1 (Creepypasta)

Ijinkan aku memulai ceritaku dengan mengatakan bahwa Peter Terry itu adalah seorang pecandu heroin.

Kami berdua merupakan teman di kampus dan terus berlanjut setelah aku lulus. Perhatikan bahwa “aku” yang lulus. Peter di DO dari kampus karena sudah 2 tahun dia tidak pernah kuliah. Setelah aku pindah dari asrama ke apartemen kecil dipinggir kota, aku tidak pernah melihat Peter lagi. Biasanya kami chatting di AIM (sebelum Facebook) setiap hari, setiap saat. Tapi ada suatu waktu dimana dia tidak online selama 5 minggu berturut-turut. Tapi aku tidak khawatir, malah bisa dibilang tidak peduli. Karena kupikir dia adalah pecandu narkoba, jadi aku menyimpulkan bahwa dia tidak peduli dengan apapun. Hingga suatu hari, aku melihat dia online. Sebelum aku memulai pembicaraan, dia sudah mengirimku pesan.

“David, man, ada yang harus kita bicarakan. Penting.”

Ketika itulah dia memberitahuku tentang NoEnd House. Julukan itu didapat karena tidak ada satupun orang yang bisa keluar dari tempat itu karena tidak pernah mencapai jalan keluarnya. Peraturannya cukup mudah sebenarnya : capailah ruangan terakhir, dan temukan jalan keluarnya, dan kau akan mendapat $5000. Ada 9 ruangan di NoEnd House. Dan rumah itu terletak di luar kotaku, kirakira sekitar 6 kilometer dari apartemenku. Ternyata, Peter telah mencobanya dan ia gagal. Aku tak tahu bagaimana ia bisa keluar dari rumah itu, tapi aku berpikir dia pasti bisa keluar dari rumah itu gara-gara dia “menggila” setelah mengkonsumsi heroin, entahlah, aku pun juga tak tahu. Tapi dia memberitahuku bahwa rumah itu terlalu berlebihan bagi orang biasa. Rumah itu sangat tidak masuk akal.

Aku tidak percaya padanya. Aku memberitahunya bahwa aku akan pergi kerumah itu, dan tidak memperdulikan betapa keras dia membujukku untuk tidak kesana. Tapi, $5000 itu sangatlah banyak untuk menjadi kenyataan. Aku harus pergi. Aku pergi di malam ini juga.

Ketika aku sampai di NoEnd House, aku langsung menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh tentang bangunannya. Apakah kau pernah melihat sesuatu yang seharusnya tidak menakutkan, tapi karena beberapa hal kau merasa merinding? Seperti itulah rasanya. Aku berjalan menuju rumah itu dengan perasaan tidak enak, dan itu diperparah ketika aku membuka pintu depan..

Jantungku berdetak perlahan, dan aku pun menghela nafas untuk menenangkan syarafku. Ketika aku sudah di dalam, aku melihat ruangan itu seperti lobi hotel biasa yang di dekor a la Halloween. Ada sebuah papan yang bertuliskan sesuatu di meja resepsionis. Tertulis : ruangan 1 melalui jalan ini, ikuti saja anak panah merah!. 8 ruangan lagi, sampai ruangan terakhir, temukan jalan keluarnya, dan menangkan $5000!” aku tertawa kecil dan berjalan ke pintu pertama. Pintu yang bertuliskan 1 di kayunya.

Ruangan pertama bisa dibilang sangat konyol, semua orang bisa tertawa karenaya. Dekorasi a la Halloween-nya begitu konyol dan parah, dan itu dilengkapi dengan hantu kain dan robot zombie yang menggeram ketika dilewati. Di ujung ruangan merupakan pintu ke ruangan 2. Dan itu merupakan satu satunya pintu selain yang pintu 1 yang kulewati tadi. Aku berjalan menembus sarang labalaba, dan menuju ke ruangan 2.

Aku disambut oleh kabut asap ketika aku membuka pintu ruangan 2. Ruangan itu pasti dibiayai dengan biaya yang besar dalam hal teknologi. Tidak hanya mesin kabut, tapi ada kelelawar yang berputar-putar melingkar. Menakutkan. Mereka sepertinya memiliki soundtrack Halloween yang bisa di cari di toko bekas, dan soundtrack itu terus diputar. Aku tidak melihat ada radio, tapi aku yakin mereka menggunakan semacam pengeras suara di suatu tempat. Aku menginjak beberapa tikus mainan yang berputar putar di lantai, kemudian menuju ke ruangan 3.

Aku mencapai dan pintu ruang ke 3, dan tiba-tiba aku merasa sesak. Aku tidak mau membuka pintu itu. Aku merasa ada rasa takut yang menabrakku dengan keras, aku tidak bisa berpikir dengan jernih setelah aku ketakutan sesaat. Dan aku berhasil menghalau rasa takutku dan masuk ke ruangan 3.

Ruangan 3 adalah ruangan dimana semua hal berubah..

Ruangan 3 terlihat seperti ruangan biasa, tapi rasa mencekamnya lebih dari ruangan 2 tadi. Di sana hanya ada 1 kursi di tengah tengah ruangaan yang berlantai kayu. Hanya ada satu lampu di pojok ruangan yang memberikan cahaya yang tentu saja tidak cukup untuk menerangi ruangan ini secara penuh. Dan cahaya dari lampu ini membuat bayangan di tembok dan dilantai. Itulah masalahnya, bayangan bayangan itu, banyak.

Kecuali bayangan dari kursi, ada bayangan lain di ruangan itu. Aku baru saja berjalan ke dalam dan aku sudah merasa takut. Saat aku menyadari ada sesuatu yang tidak beres, tentu saja aku langsung mencoba untuk membuka pintu dimana aku datang tadi. Tapi, itu terkunci dari sisi lain.

Itu membuatku berpikir “apakah ada yang mengunci pintu ketika aku berjalan maju ke ruangan tadi?” tidak mungkin. Aku pasti akan mendengarnya. Apakah mungkin pintu itu otomatis terkunci? Mungkin. Tapi aku terlalu takut untuk berpikir. Aku menoleh kebelakang ke arah ruangan tadi, dan bayangan bayangan itu sekarang menghilang. Bayangan kursi itu masih ada, tapi yang lain menghilang. Aku mulai berjalan dengan perlahan. Aku dulu sering berhalusinasi saat masih kecil, jadi aku berpikir itu hanya perasaanku saja. Aku mulai merasa baikan ketika aku sudah berada di tengah ruangan. Aku memandang kebawah saat aku berjalan dan saat itulah ketika aku melihatnya.

Atau mungkin tidak melihatnya. Bayanganku tidak ada disitu. Aku tidak punya waktu untuk berteriak. Aku berlari sekencang yang aku bisa menuju pintu ruangan 4 dan langsung masuk kedalam tanpa sempat berpikir.

Ruangan 4 mungkin merupakan ruangan yang paling mengerikan. Ketika aku menutup pintu ruangan 4, semua cahaya mungkin telah dipindah ke ruangan sebelumnya. Aku berdiri disitu, di kelilingi kegelapan pekat, tak bisa bergerak satu inci pun. Aku sebenarnya tidak takut pada kegelapan, dan tidak akan pernah, tapi saat ini, aku sungguh sungguh ketakutan. Pandanganku telah meninggalkan ku, aku tak bisa melihat apa apa. Aku menggerakan tanganku kedepan wajahku, dan jika aku tidak tahu apa yang kulakukan, aku tak akan bisa menceritakannya. Kegelapan tidak bisa mendiskripsikannya. Aku tidak bisa mendengar apapun. Di ruangan itu sangatlah sunyi, sunyi sekali. Ketika kau ada di ruangan kedap suara, kau masih bisa mendengar dirimu bernafas. Kau masih bisa mendengar bahwa tubuhmu masih bekerja.

Tapi aku tidak bisa.

Aku hampir terjatuh kedepan beberapa saat, detak jantungku yang sangat cepat inilah hal yang hanya bisa aku rasakan sekarang. Tidak ada pintu disekitar, bahkan aku tidak yakin ada pintu disini. Keheningan ini pun akhirnya terpecah, oleh dengungan lirih..

Aku merasakan sesuatu ada dibelakangku. Aku berbalik kebalakang dengan cepat tapi bahkan aku tak bisa melihat hidungku sendiri. Tapi aku tau, ada sesuatu di kegelapan itu. Dengungan itu bertambah keras dan semakin mendekat. Seperti mengerubungiku, tapi aku tau, apapun yang membuat suara dengungan itu, ada didepanku, semakin mendekat inci demi seinci. Aku mundur kebelakang; aku belum pernah merasakan ketakutan seperti ini sebelumnya. Aku tak bisa mendeskripsikan ketakutan yang sebenarnya. Aku hampir mati karena ketakutan. Aku takut kepada segala sesuatu yang disimpan disini yang selanjutnya akan ditunjukkan kepadaku. Kemudian lampu ruangan menyala sekejap, dan aku melihatnya..

berlanjut ke part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar