“Sialan! Demi Tuhan, menjauhlah dariku!! menjauhlah! menjauhlah!!”
dia berteriak sambil jongkok dan menutupi wajahnya dengan tangannya.
Kami terkejut dan dengan reflex melompat ke belakan, takut jika dia
menggila dan memukul kami, kami hampir saja pup dicelana saking
kagetnya, setelah melihat hal menakutkan ini.
Sekitar 5 detik
kemudian, dimana itu adalah 2 kali lipat waktu dimana seseorang
menyadari apa yang terjadi dan mengingat apa yang telah ia lakukan, dia
akhirnya menjadi tenang. “F**k! Holy F**k!” dia bernafas dengan berat,
dan duduk di pojok dekat menara, dan masih gemetar ketakutan. Merupakan
keajaiban ketika dia menggila tadi dia tidak berlari ke menara dan
menabrakkan dirinya ke menara besi itu dan membuat dirinya sungguhan
pingsan. Tapi kemudian dia berdiri, dan membungkukkan badannya dan
terjatuh dengan lututnya, dengan membelakangi kami, dia gemetar dan
menggoyangkan badannya maju mundur dan menggumam pada dirinya sendiri.
“hey, apa yang sesungguhnya kau liat?” kata Vince. Tapi Mike tidak
menjawab sepatah kata pun. Kami menghampirinya perlahan, dan ketika kami
berada di dekatnya, kami mendengar Mike menangis. Di dunia macho kami,
hal ini merupakan kejahatan yang harus dibayar dengan kematian, tapi
berbeda dengan hal ini, kami maklum dan terdiam. Aku mencoba menyentuh
pundaknya, tapi ketika tanganku menyentuhnya, hanya dengan sentuhan
kecil saja, dia langsung berteriak dan melompat ke depan, dia lalu
mundur perlahan lahan hingga punggungnya menempel pada menara listrik,
dia menempel amat keras, dan menatap kami dengan pandangan penuh rasa
terror dan trauma seakan dia melihat kami sebagai iblis dari neraka.
Dalam pikiran kami, mungkin dia hanya main main kepada kami, tapi
setelah melihatnya selama 5 menit penuh, kami sadar bahwa hal yang tidak
beres terjadi.
Kami terdiam seribu bahasa, tapi setelah 10 menit
berlalu, dan Mike sudah cukup tenang, Richard mendatanginya dan
menuntunnya pulang. Aku bicara pada Vince bahwa aku akan langsung pulang
dan akan bertemu dengannya besok. Kami sebenarnya selalu menghabiskan
waktu dengan bermain game di Nintendo dirumahku. Tapi kali ini dia tidak
protes. Aku pikir dia membutuhkan waktu untuk sendiri dan berkaca
tentang apa yang kami lakukan pada teman kami, sama sepertiku.
Hari berikutnya aku pergi untuk menjenguk Mike, tetapi dia dan ayahnya
pergi seharian. Keesokan harinya, Aku bertanya padanya kemana dia pergi
kemarin, tapi dia tidak memberitahuku. Aku pikir dia pergi ke psikiater,
karena keesokan harinya dia terlihat tenang, meskipun masih sering
melamun. Aku pikir dia meminum obat untuk menenangkan syarafnya, tapi
aku tidak pernah tahu. Seminggu kemudian kami berempat kembali hang out
dan berbicara tentang hal yang tidak penting. Meskipun begitu, Mike
masih terdiam, dia tidak berkata apapun tentang hal yang terjadi
kemarin. Dan aku masih belum tahu hingga sekarang, tapi kami berusaha
menghindari topik kejadian waktu itu.
Dia tidak bercerita apapun tentang kejadian itu hingga tiba sabtu berikutnya..
Kami berjalan perlahan di sekitar perumahan kami, aku berbicara tentang
kakak kelas cewekku yang cantik, sementara Mike, menatap kebawah,
berjalan dengan tangannya berada di saku celananya. Tiba-tiba, dia
memotong pembicaraanku..
“aku tidak akan berada disini dalam waktu lama.”
“huh?”
“mereka akan datang lagi malam ini, dan aku pikir aku tidak akan bisa menahan mereka lebih lama kali ini.”
“hey, apa yang kau bicarakan? Siapa yang akan datang malam ini?.”
“Tangan Tangan itu, Suara Suara itu..”
Pada saat ini, aku berkata dalam hati “Holy S**t” aku bisa merasakan
nafasku tak teratur dan badanku menjadi panas seketika ketika dia
berkata seperti itu, jadi intinya, aku seperti merasakan hal horror yang
tak bisa aku bayangkan. Tapi aku tak akan pernah bisa melupakan
percakapan itu. Itu sudah terpatri dalam pikiranku.
Aku bertanya, dengan bodoh “tangan apa?”
“pada saat malam, aku melihat pohon di jendelaku, kemudian itu menjadi
gelap, dan tangan tangan itu, lusinan, ratusan, bahkan ribuan tangan
itu, mendorong kaca jendelaku.”
“dan apa yang kau lakukan?”
“aku menahannya, setiap malam. Dan aku lelah. Aku tidak bisa menahan
mereka lagi. Dan suara suara itu menyuruhku untuk membiarkannyua masuk.
Suara anak kecil, dan tangan anak kecil.” Dia melirihkan suaranya,
seperti berbisik. “terkadang, aku melihat wajah wajah mereka” katanya
sambil bergetar.
Akhirnya kami sampai di depan rumahnya. Dia
berhenti dan akhirnya mengangkat wajahnya. “katakan pada Vince, dia bisa
memiliki Nintendoku, dia tidak punya, dan ibunya pasti tidak akan
membelikannya. Dan Richard bisa memiliki semua CD ku. Aku tau kalian
tidak suka music Rap, tapi Richard suka.
Aku ingin mengucapkan
sesuatu, tapi dia berbalik dan berjalan pulang kerumahnya. Dan masuk dan
menutup pintunya. Aku sesungguhnya ingin mengetuk pintunya, dan berkata
padanya bahwa aku akan menginap. Tapi kai sekarang 17 tahun, dan remaja
di umur 17 tidak lagi menginap dirumah temannya. Jadi aku langsung
pulang kerumah. Bahkan aku tidak membuka pintu bagi Vince ketika dia
datang kerumahku. ketika aku hendak tidur, aku tak bisa tidur nyenyak,
dan aku selalu kaget mendengar suara apapun. Biasanya aku tdur dengan
gorden jendela terbuka, namun, kali ini aku menutupnya erat.
Keesokan harinya, kami mengetahui bahwa seseorang telah merusak rumah
Mike. Banyak sekali Mobil polisi di depan rumah Mike. Dan rasa takutku
yang paling buruk terjawab sudah ketika aku melihat, bagian yang rusak
adalah, KACA JENDELA KAMAR MIKE. Mike menghilang, hingga sekarang..
sampai saat ini, hingga saat aku menulis kisah ini, aku masih merasa
bersalah akan kejadian waktu itu, seandainya aku tidak melakukan hal
mengerikan itu kepada Mike, mungkin Mike..
Jangan pernah mencoba
hal yang aku lakukan, aku merekomendasikan agar kalian tidak
melakukannya, aku tidak ingin korban bertambah karena hal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar