Selasa, 20 September 2016

Hand Part 1 (Creepypasta)

Hal yang paling buruk yang pernah aku lakukan dalam hidupku, terjadi sekitar 12 tahun lalu. Waktu itu, aku adalah remaja biasa yang tinggal di Cleveland, Ohio, USA. Pada hari itu, sudah hampir mendekati musim gugur, ketika daun daun berubah warna menjadi oranye, dan suhu mulai turun, yang menunjukkan akan ada hembusan dingin yang hanya akan terjadi beberapa bulan saja. Sekolah sudah dimulai, dan sudah hampir sebulan, jadi seluruh kegembiraan akan bertemu teman di sekolah sudah berganti menjadi kesadaraan bahwa kami terkurung di tempat yang hanya ingin memberikan tugas bagi kami setiap harinya. Dan pastinya, aku dan teman temanku bersemangat untuk melakukan sesuatu yang bisa mengingatakan kami kembali akan hari-hari musim panas yang terbebas akan rasa khawatir akan tanggung jawab di sekolah.

Awal tahun itu juga, ketika tahun terakhir sekolah sudah lewat, salah satu teman kerjaku (dari McDonald; yang dipikir oleh kebanyakan orang sangatlah payah untuk menjadi pegawai McD, tapi kenyataannya aku sangat senang bekerja disitu), telah mengajariku cara membuat seseorang pingsan dengan bantuan seorang asisten. Cara kerjanya begini : seseorang harus menarik nafas panjang sekitar sepuluh kali, dan ketika sampai di hitungan ke sepuluh, suruh dia untuk memejamkan matanya sepejam pejamnya dan untuk menahan nafasnya sambil menahan jantungnya dengan kedua pergelangan membentuk x. sang asisten kemudian akan memeluknya dan menekan pergelangannya dengan kedua tangannya tadi di tulang rusuknya. Dalam sekejap, orang yang menahan nafasnya akan pingsan. Dan sang asisten sekarang seharusnya berada di tempat yang tepat untuk menahan sang “korban” tadi agar tidak terjatuh dan memecahkan tengkoraknya sendiri. Tapi efek ini hanya berlangusng selama hitungan detik, itu tidak menyebabkan korbannya menjadi koma atau yang lain, tapi sang korban akan merasa dia sudah pingsan berjamjam lamanya, dan ketika dia terbangun dia akan merasa efek seperti orang yang telah mengkonsumsi LSD.

Dan beberapa orang ada yang berpikir “apa kau sudah gila?” atau semacamnya. Dan ya, kami tahu, kami mungkin membunuh berjuta-juta sel yang ada di otak kami, tapi bagi seorang remaja berusia 16 tahun, hal tersebut tidak berpengaruh bagi kami, kami berpikir hal ini sangatlah keren. Tapi setelah peristiwa ini terjadi, aku tidak akan merokemendasikan hal ini untuk dilakukan oleh siapapun.

Seperti yang kubilang sebelumnya, sekolah sudah mulai sejak sebulan lalu, dan kami mulai muak untuk sekolah. kami hang out di basecamp kami yang terletak di tempat yang bernama “the field,” yang sebenarnya merupakan menara listrik. Beberapa dari kita duduk di balok besi pertama menara itu. Temanku yang bernama Mike sedang naik ke balok kedua, kemudian dia akan menjatuhkan dirinya dari ketinggian 8 sampai 10 kaki. Aku berpikir itu sangatlah bodoh, tapi hei, aku adalah orang yang menganggap membuat otak kekurangan oksigen itu keren.

Aku pasti tidak akan mau menghabiskan hari Sabtu yang berharga ini dengan melihat orang tolol itu naik ke menara dan menjatuhkan dirinya, hanya untuk berkata “uh, kaki ku sakit” hanya untuk naik ke menara listrik lagi dan melakukan hal bodoh berulang-ulang.

“hey, ayo kita membuat diri kita pingsan” kataku. Pada saat itu, hal ini sudah tidak se-mengasyikkan waktu kami mengetahuinya, tapi ini lebih baik daripada yang kita lakukan sekarang. Vince setuju, begitu juga Richard, tapi Mike, si bodoh yang melompat dari menara, berkata, “apa yang kau maksud?”

“ha? Kau belum pernah pingsan sebelumnya?” Vince bertanya. “belum,” adalah respon Mike. Mike selama ini berada di rumah ibunya musim panas ini, jadi dia tidak tahu kesenangan yang kami lakukan akhir akhir ini.

“man, kau harus mencoba ini. Perhatikan, kami akan menunjukkannya kepadamu.”

Vince dan aku turun dari menara, berdiri di rumput di tengah tengahnya. Dan aku melakukan hal yang sama seperti yang aku ceritakan tadi, yaitu menarik nafas panjang selama 10 kali. Dan memejamkan mataku dan menahan nafasku dengan keras sehingga terasa paruparuku akan meledak. kemudian aku membentuk huruf x dengan pergelangan tanganku, dan aku merasa temanku memelukku dari belakang, dan tiba tiba aku melihat lobster raksasa di hadapanku, sedang memanjat perangkap lobster yang terpasang, dan aku ada di bawah lautan dengan rumput laut dan karang di dasar yang berpasir di kakiku.

Hal yang aku ingat berikutnya, aku terbangun, Vince dan Richard bertanya padaku, “hey, apa yang kau lihat? Apa yang kau mimpikan?” tapi kepala bagian belakangku terasa sakit sekali.

“hey? Apakah kau membiarkanku terjatuh?” aku tidak begitu berat, tapi Vince cukup lemah. Dia hanya berdiri disitu, terlihat bersalah, dan Richard berkata bahwa dia memang melepaskanku. “tapi apa yang kaulihat?”

Aku mengusap kepalaku dan berkata, ada lobster raksasa di hadapanku, dan sedang memotong kepala Vince dengan capitnya.

Aku menoleh pada Mike, yang melihatku dari balok besi diatas, dan aku berkata, “lihat, luar biasa kan?”

“terserah, tapi aku tak akan membiarkan kalian membuatku pingsan.”

“ayolah, kau harus mencobanya. Ini tidak lebih mengerikan dari apa yang kau lakukan tadi. Aku berjanji tidak akan membiarkanmu terjatuh seperti yang dilakukan banci ini kepadaku.”

Mike terlihat kebingungan, seperti mencoba berpikir apakah ini setimpal dengan resikonya. Akhirnya dia melompat ke bawah, berdiri dan berkata “oke, sekali saja ya.”

Dia menarik 10 nafas panjang, dan aku menjadi asistennya agar ia tak terjatuh. Dia menahan nafasnya, dan aku membantunya untuk pergi ke dunia fantasi. Dan hal itu lah yang aku sesali sampai sekarang, bahwa, seharusnya aku melakukan sesuatu yang lain di masa remajaku seperti, belajar lebih giat, memikirkan hal yang harus aku lakukan dan yang tidak. Memeluk Mike dari belakang dan menekannya sehingga ia pingsan merupakan hal yang paling aku sesali.

Aku merasa berat ketika Mike tak sadarkan diri, dia termasuk orang yang cukup besar sebenarnya. Tapi aku tak akan membiarkan dia terjatuh dan meremukkan kepalanya di tanah yang cukup keras ini. Ketika aku membaringkannya ke rumput, dia terbangun.

Dia terbangun sambil berteriak, dengan teriakan yang keras sekali yang belum pernah kami dengar sebelumnya..

to be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar