Aku
terjatuh ke tanah setelah aku membuka pintu ruangan 7, aku terjatuh
karena tubuhku sudah lelah dan lemah. Pintu dibelakangku tertutup dan
aku menyadari dimana aku sekarang berada. Diluar. Tidak diluar seperti
di ruangan 5, tapi aku sungguhan diluar sekarang. Mataku
sakit karena menahan air mata. Aku ingin berdiri, tapi aku terjatuh,
aku mencoba lagi, namun tak bisa
. Tapi tak apalah, paling tidak aku
sudah keluar dari rumah neraka itu. Aku bahkan tak peduli lagi dengan
hadiah $5000 itu. Aku berbalik untuk melihat pintu tempatku masuk tadi
dan melihat pintu depan NoEnd House, aku sungguh senang saat itu. Aku
mencoba untuk berdiri lagi, dan sekarang berhasil. Aku pun berjalan
menuju mobilku dan pulang ke rumah, berpikir betapa nikmatnya jika aku
mandi nanti.
Ketika aku sampai di depan rumahku, aku merasa tak
enak lagi. Rasa senang setelah keluar dari rumah terkutuk tadi telah
hilang, dan sekarang rasa takut kembali menyelimutiku. Tapi aku tidak
menghiraukannya dan berjalan ke pintu depan. Aku masuk dan langsung
masuk kamarku, disana aku melihat kucingku Baskerville, saat aku mencoba
mengelusnya dia langsung kaget dan mencakar wajahku, padahal dia belum
pernah bertingakh laku seperti itu, tapi aku tidak memperdulikannya
karena mungkin saja dia hanya lapar, kemudian aku langsung mandi.
Setelah aku mandi, aku pergi ke dapur untuk membuat sesuatu untuk
dimakan. Aku menuruni tangga, dan dengan iseng menoleh ke ruang tamu;
apa yang kulihat tidak akan pernah kulupakan, untuk selamanya. Orang
tuaku tergeletak di lantai, telanjang dan berlumuran darah. Mereka
dimutilasi, bahkan aku hampir tidak mengenali mereka. Tangan dan kaki
mereka dipotong dan diletakkan di samping mereka, kepala mereka dipotong
dan diletakkan diatas dada mereka, menghadap kearahku, ya kearahku. Hal
yang paling mengerikan adalah ekspresi mereka. Mereka tersenyum, seolah
mereka senang bisa bertemu denganku. Aku seketika langung muntah, dan
berjalan ke arah ruang tamu, aku menangis. Aku tidak atau apa yang
terjadi; tapi aku sudah bertahun tahun tak bertemu mereka, dan ketika
aku bertemu mereka, mereka dalam keadaan seperti – tunggu, aku melihat
ada pintu di ruang tamu yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Sebuah
pintu, yang bertuliskan angka 8 di kayunya, sepertinya tulisan itu
ditulis menggunakan darah.
Aku masih berada di rumah terkutuk
itu. Aku berdiri di ruang tamu rumahku tapi aku berada di ruangan 7.
Senyum orang tuaku bertambah lebar ketika aku menyadari hal ini. Mereka
bukan orang tuaku; pasti bukan, tapi mereka terlihat sama seperti orang
tuaku. Pintu yang bertanda nomor 8 itu berada di seberangku, dibelakang
tubuh yang termutilasi di depan ku. Aku tau aku harus maju, tapi aku
menyerah saat itu. Wajah yang tersenyum itu merobek pikiranku; mereka
membuatku terpaku. Aku kembali muntah dan hampir pingsan. Kemudian,
dengungan itu kembali datang. Kali ini dengan suara yang lebih keras dan
memenuhi seluruh rumahku dan menggetarkan dinding. Dengungan itu
membuatku berjalan kedepan.
Aku mulai berjalan perlahan,
membuatku semakin dekat dengan mayat itu. Aku hampir tidak bisa berdiri,
Dinding dirumahku bergetar dengan keras sehingga aku langsung lari
menuju pintu, dan semakin dekat aku ke wajah itu, semakin lebar senyum
mereka. Mata mereka juga mengikutiku. Serta tangan mereka yang terpotong
mengejarku. Terror yang baru menyelimutiku, dan aku kembali berlari.
Dengan putus asa, aku melompat ke pintu, membukanya dan menutupnya
dengan keras dengan punggungku. Ruangan 8.
Aku telah tamat.
Setelah apa yang barusan aku alami, aku tau bahwa tidak akan ada lagi
yang bisa dilakukan rumah terkutuk ini kepadaku. Sayangnya, aku terlalu
meremehkan rumah neraka ini. Sayangnya, hal akan bertambah menjadi lebih
menganggu, mengerikan, dan tak bisa diungkapkan dengan kata kata
diruangan 8.
Aku masih tidak percaya apa yang ada di ruangan 8.
Lagi, ruangan ini adalah ruangan yang sama dengan ruangan 3 dan 6. Tapi
ada orang yang duduk di kursi yang biasanya kosong. Setelah beberapa
detik rasa tidak percaya, pikiranku akhirnya menerima fakta bahwa orang
yang duduk di kursi itu adalah, AKU. Bukan seseorang yang mirip
denganku; orang itu adalah David Williams. Aku mendekatinya perlahan,
untuk meyakinkanku apakah orang itu sungguh aku. Ketika aku mendekat,
dia mendongakkan kepalanya dan aku melihat ada air mata di pipinya.
“tolong.. tolong.. tolong jangan sakiti aku..”
“apa?” tanyaku. “siapa kamu? Aku tidak akan menyakitimu.”
“kamu akan menyakiti aku..” dia mulai menangis sekarang. “kau akan
melukaiku, dan aku tak mau kau melakukannya.” Dia duduk dikursi dan
mulai bergerak maju mundur. Sebenarnya itu merupakan sikap paling tidak
berguna, terutama, dia adalah aku sendiri.
“dengarkan aku,
siapa kamu?” aku sekarang berdiri hanya beberapa meter dari kembaranku
ini. Itu merupakan pengalaman paling aneh, berdiri disitu dan bicara
pada diriku sendiri. Aku tidak takut, tapi aku akan, segera. “kenapa
kamu-“
“kau akan menyakitiku, kau akan menyakitiku jika kau pergi, kau akan menyakitiku.”
“kenapa kau ini? Tenanglah, okay? Mari kita berpikir tentang hal
ini-“kemudian aku melihatnya. David yang duduk saat ini berpakaian sama
sepertiku, kecuali satu hal, ada angka nomor 9 di dadanya.
Aku
tak bisa memalingkan mataku dari nomor itu. Aku tau pasti itu nomor apa.
Pintu pertama di rumah terkutuk ini hanyalah pintu biasa yang
bertuliskan angka. Namun ketika semakin dalam, tulisan di pintu itu
berubah, nomor 7 merupakan cakaranku. Nomor 8 merupakan darah orang
tuaku. Dan nomor 9 – nomor ini ada di manusia, yang hidup. Dan manusia
ini mirip sekali denganku.
Seketika itu juga aku mencari,
mencari dan mencari di ruangan 8. Aku mencari dibawah sebuah meja, dan
sayangnya aku menemukan pisau, yang bertuliskan; – Untuk David, dari
Manajemen NoEnd House – ;saat aku menemukan pisau itu, diriku yang lain
terdiam, dan seketika langsung berdiri dan menatapku dengan tatapan
tajam.
“david.” dia bicara dengan suaraku “menurutmu apa yang akan kau lakukan?”
Aku langsung berdiri dan mengenggam pisau ini dengan erat erat.
“aku akan pergi dari sini.”
Diriku yang lain menyeringai, dengan seringai yang paling mengerikan
yang pernah aku lihat. Aku tak tahu apakah dia akan mencoba untuk
tertawa atau menyekikku. “sekarang..” suaranya lebih berat dari
sebelumnya. “aku akan menyakitimu, aku akan menyakitimu dan kau akan
disini bersamaku.” Aku tidak merespon, tapi aku langsung melompat dan
men-tacklenya, dia jatuh. Aku langsung menaikinya dan langsung
mengangkat pisauku dan menghujamkannya ke diriku yang lain. Dia melihat
kearahku, ketakutan. Aku seperti melihat pantulanku di cermin. Kemudian
dengungan itu kembali, kali ini suaranya lirih tapi kemudian menjadi
keras dan semakin keras. Aku langsung mengerahkan seluruh tenagaku di
tanganku dan menghujamkan pisaunya ke diriku yang lain, dadanya terbelah
dan kemudian Kegelapan menyelimuti ruangan 8 dan aku terjatuh.
Kegelapan disekitarku tidak seperti apa yang kurasakan di ruangan 4.
Ruangan 4 memang gelap, tapi kali ini, diruangan ini, kegelapan
menelanku sepenuhnya. Aku bahkan tidak merasa aku telah jatuh. Badanku
sungguh ringan, diselimuti kegelapan. Aku tidak bisa merakan tubuhku,
tubuhku mati rasa. Kemudian rasa sedih yang mendalam mendatangiku. Aku
merasa tersesat, depresi, dan rasanya ingin bunuh diri. Aku membayangkan
orang tuaku di pikiranku. Aku tau tadi itu tidaklah nyata. Tapi saat
ini aku tidak bisa membedakan yang nyata maupun tidak. Kesedihan ini
semakin mendalam. Aku berada diruangan 9 hampir seharian. Ruangan
terakhir. Dan sangat tepat, ruangan 9 : akhir. Dan aku menyadari, NoEnd
House telah berakhir, dan aku telah mencapai ruangan terakhir. Pada saat
itu, aku menyerah. Aku berpikir mungkin aku akan berada disini
selamanya, diselimuti kegelapan abadi.
Aku telah kehilangan
akal sehat, aku tak bisa merasakan tubuhku, aku tak bisa mendengar
apapun, aku tak bisa melihat apapun, aku bahkan tak bisa merasakan rasa
ludahku. Aku merasa tersesat. Aku tahu dimana aku sekarang berada. Ini
adalah neraka. Ruangan 9 adalah neraka. Kemudian, dari kejauhan,
terlihat ada sebuah cahaya, dan aku merasa ada tanah dibawahku, dan aku
sekarang dalam posisi berdiri. Setelah beberapa saat mengumpulkan
pikiran dan akal sehatku, aku perlahan berjalan menuju cahaya itu.
Ketika aku mendekati cahaya itu, itu membentuk benda. Ya, itu adalah
pintu. Aku perlahan berjalan melewati pintu tak bertanda itu dan aku
menyadari aku berada di lobi NoEnd House, dimana semuanya dimulai. Dan
ini masih seperti apa yang kulihat waktu pertama kali kesini, masih lah
kosong, masih penuh dengan dekorasi Halloween. Setelah beberapa saat
menenangkan diri, aku mencari sekitar lobi untuk melihat apakah ada yang
berbeda, di meja resepsionis, terdapat amplop yang bertuliskan namaku.
Dengan rasa ingin tahu yang kuat, tapi dengan kehati hatian, aku
mengumpulkan keberanianku dan membuka amplop itu.
Didalam terdapat surat, dan ditulis tangan.
“David Williams,
Selamat! Kau berhasil mencapai akhir dari NoEnd House! Tolong terima hadiah ini sebagai penghargaan dari kami!.
Selamanya milikmu,
Management NoEnd House. “
Dengan surat itu, aku juga mendapat 5 uang kertas $1000.
Aku tak bisa berhenti tertawa, aku tertawa hingga berjam-jam lamanya.
Aku tertawa ketika aku berjalan menuju mobilku, ketika di jalan, ketika
sampai rumah. Dan aku masih tertawa ketika aku membuka pintu rumahku,
dan aku tertawa ketika melihat angka 10 di pintu rumahku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar