Selasa, 13 September 2016
The Yellow Raincoat (Creepypasta)
Teman ibuku adalah seorang wanita yang tinggal di Korea Selatan. Ini terjadi 10 tahun yang lalu. Ia tinggal bersama suami dan anak perempuan mereka yang masih kecil di sebuah gedung apartemen di Seoul. Sepanjang waktu, suaminya selalu bekerja sepanjang hari dan anak perempuannya masih terlalu kecil, jadi ia tetap berada di apartemen itu bersama ibunya.
Suatu hari, teman ibuku itu akan pergi keluar untuk menjalankan beberapa tugasnya dan ia membawa putrinya. Saat mereka pulang, mereka berdiri di lobi apartemen dan memencet tombol lift.
Beberapa saat kemudian, pintu lift pun terbuka, ia melihat ada seorang pria berada di sana. Pria itu memakai sebuah jas hujan kuning dan juga memakai topi berwarna kuning di kepalanya.
Teman ibuku itu pun masuk ke dalam lift bersama putrinya dan memencet tombol lift menuju lantai kamarnya.
Ia gelisah terhadap pria itu. Pria itu tidak pernah melihat ke arahnya. Ia hanya terus menatap lantai lift. Seolah-olah pria itu berusaha agar wajahnya tidak terlihat oleh teman ibuku itu.
Pintu lift pun tertutup dan lift mulai naik. Teman ibuku melirik ke arah pria itu melalui sudut matanya. Ia memperhatikan bahwa pria itu membawa sesuatu disampingnya. Sesuatu yang dibungkus koran.
Pria itu membuat ia gugup. Ia berpikir ada yang salah, tapi ia tidak bisa menaruh jarinya di benda itu. Ia membuat agar putrinya tetap berada disampingnya. Ia tidak tahu kenapa, tetapi dia mencari tempat untuk dirinya diantara pria itu dan putrinya.
Ada rasa ketidaknyamanan saat lift perlahan naik, lantai demi lantai. Teman ibuku itu melirik ke arah tombol lift dan melihat bahwa hanya ada satu-satunya tombol lift yang menyala yaitu tombol lantai kamarnya. Tidak ada tombol lantai lain yang ditekan.
Sesuatu mulai tersirat di pikirannya. Keadaan pria di lift itu membuat ia gugup. Pria itu memakai jas hujan, tapi kondisi di luar sana tidaklah hujan. Bahkan matahari bersinar dengan teriknya.
Teman ibuku itu mulai panik. Ia mengambil ponselnya dan pura-pura menghubungi suaminya yang sedang bekerja.
Ia mulai berbicara
"Saya sedang di lift dan akan sampai. Maukah kamu membukakan pintu untukku?"
Ucapan itu membuat seperti suaminya sedang menunggunya di rumah.
Saat lift mencapai lantainya dan pintu lift terbuka, teman ibuku itu dengan cepat menarik tangan putrinya dan keluar lift. Ia mulai berjalan cepat melalui lorong menuju kamar apartemennya.
Ia melirik kembali dan melihat bahwa pria itu keluar dari lift di lantainya dan perlahan mengikutinya di lorong. Saat ia tiba di kamar apartemennya, ia mulai menggedor pintunya dan berteriak
"Hey aku sudah tiba! buka pintunya!"
Ia membuat seolah-olah suaminya akan datang menjawabnya dan membuka pintu.
Saat pria berjas hujan kuning itu melihatnya, ia menghentikan langkahnya, memutar balik dan mulai melangkahkan kakinya menuju lift. Teman ibuku itu melihat ia kembali masuk ke dalam lift dan kemudian ia pun bernafas lega.
Teman ibuku itu mulai menekan kode kunci untuk membuka pintunya, namun tangannya terlalu bergemetar, ia salah menekan nomor. Setiap kali ia menekan tombol, itu membuat suara yang cukup keras.
Ia mulai ketakutan, Ia melihat bahwa pintu lift tidak menutup. Pria berjas hujan kuning itu masih berada disana. Ia mendengar suara tombol pintu kamar apartemennya. Pria itu akhirnya tahu bahwa tidak ada siapapun yang akan membukakan pintu untuk teman ibuku itu.
Teman ibuku itu melihat pria itu keluar dari lift dan berlari melewati lorong menuju dirinya.
Ia berteriak histeris
Ia mencoba sekali lagi dan menekan tombol kunci yang benar. Pintunya pun terbuka dan ia pun mendorong putrinya masuk kedalam. Ia melompat ke dalam kamarnya melalui pintu itu dan ketika ia berbalik, ia melihat pria berjas hujan kuning itu tepat di belakangnya.
Ia akhirnya berhasil membanting pintunya tepat di wajah pria itu sebelum pria itu mendorong pintunya. Jantungnya berdebar-debar di dadanya saat ia dengan cepat mengunci pintunya dan mengintip melalui lubang pintu. Ia melihat pria itu berdiri di depan pintunya dengan membawa pisau.
Ia melihat pria itu berdiri hingga beberapa saat di depan pintunya, kemudian perlahan ia berbalik menuju lift.
Beberapa bulan kemudian, teman ibuku itu sedang menonton tv saat berita kriminal datang. Berita itu adalah tentang polisi telah menangkap seorang pembunuh. Ia telah membunuh lebih dari 20 wanita dan pria tua. Setelah membunuh korbannya, ia lalu memutilasinya dan kemudian memakannya.
Teman ibuku itu mengatakan pada ibuku bahwa dia tidak dapat melupakan ketakutannya saat ia melihat berita kriminal itu ketika sang pelaku yang merupakan seorang pria ditangkap oleh polisi. Pria itu masih menggunakan pakaian yang sama yaitu jas hujan berwarna kuning.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar