Temanku baru saja membeli sebuah restoran Jepang. Aku sih geleng-geleng kepala saja, soalnya temanku itu masakannya tak begitu enak. Tapi aku sih mencoba positive thinking aja. Siapa tahu ia tidak memasak sendiri, melainkan memperkerjakan koki.
Malam ini ia mengundangku dan beberapa teman untuk memperlihatkan contoh makanan yang akan ia sajikan di restoran barunya sekaligus makan malam bersama. Aku sengaja datang telat supaya tidak usah mencicipi masakannya (soalnya aku yakin tidak enak!). Pas aku datang, semua temanku sudah pulang, namun ia masih menyambutku dengan hangat di depan pintu.
“Selamat datang! Baru saja aku selesai mengurus perlengkapan untuk restoran baruku.” katanya riang, “Senang akhirnya kamu datang juga. Aku tinggal ke belakang dulu ya untuk mencuci piring.”
Dengan langkah gontai aku masuk dan duduk. Di sana sudah tehidang banyak makanan. “Masih belum habis juga,” pikirku. Akupun mencoba mengambil dan mengigit sepotong daging.
“TUH KAN RASANYA ANEH!” tapi aku tetap saja menyantapnya. Takutnya temanku tersinggung kalau makanannya tidak habis.
“Apa ini ya?” tanyaku dalam hati. “Katanya ini contoh makanan Jepang yang mau ia sajikan di restoran nantinya. Tapi rasanya .... hoeeeek! Sudah kuduga adalah ide buruk untuk membuka restoran jika tak bisa masak!”
jawaban:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar