Rabu, 20 Juli 2016
Siren's heart Part 1 (Creepypasta)
Datang padaku... Jiwa yang rapuh... Hati yang terluka... Jangan biarkan cinta membunuh...kemarilah dan berikan hatimu untuk ku jaga...
Semua bermula sejak malam itu, malam dimana aku dan beberapa teman mengadakan pesta di tepi pantai ini. Semua temanku bergembira, bernyanyi, tertawa, menari dengan para gadis. Saat itu aku hanya bisa duduk menjauhi dan membelakangi mereka, aku butuh ketenangan dan membutuhkan hiburan dari melodi alam untuk hati yang terluka oleh July.
Aku menatap nanar langit malam itu, ku pejamkan kedua mataku dan berusaha menikmati deburan ombak pasang yang menghantam karang. Itu sangat menenangkan dan nyanyian itupun terdengar. Sebuah suara indah membuatku terbangun dari tempatku. Aku penasaran dengan suara itu dan mencari tahu darimana datangnya. Tubuhku berjalan menuju lautan dengan air yang semakin meninggi dan saat itu aku melihatnya. Tubuh indah dengan helai rambut perak panjang dan suara yang sangat memikat. Aku berusaha mendekatinya, tapi tiba-tiba lantunan lagu itu terhenti. Tak sempat aku menggapainya, sosok itu menghilang bersama gulungan ombak.
Part 1
"Hey Vlad, kau baik-baik saja? " Teriak Thom. Ia terus menggoyangkan tubuhku hingga aku dapat sadar sepenuhnya.
"Kenapa aku ada disini? Dimana gadis itu? "
Thom dan yang lainnya memandangku bingung, mereka saling melihat satu sama lain seakan bertanya tentang apa yang aku bicarakan. "Gadis? Apa kau benar-benar patah hati dengan July, hingga kau berhalusinasi berlebihan? Tapi, Hey bukankah kau tidak punya hati? " Thom mulai menertawakanku dan menunjukan muka menyebalkannya.
"Si bodoh itu, kenapa dia membahas gadis itu lagi, padahal aku sudah bisa menahan diri atas apa yang dilakukan gadis murahan itu kepadaku". Aku bangkit dan berjalan menjauhi Thom yang masih asyik menertawakanku. Aku terus memandangi lautan yang saat ini terlihat tenang dan berharap aku bisa bertemu dengannya lagi karena aku yakin itu bukan halusinasiku.
Aku memutuskan untuk segera pulang dan kembali menenangkan pikiran. Aku harus berusaha keras menahan hasrat diriku, tapi setiap kali aku mengingat kejadian itu, rasanya seperti kematian walaupun aku tak pernah tahu rasanya mati.
Aku menyalakan televisi dan merebahkan diriku. Beberapa menit setelahnya, Thom masuk dan menyeringai kepadaku. "Ada yang membuatmu bahagia, Thom? " ucapku. Thom hanya terus menyeringai tanpa menjawabku dan berangsur pergi menaiki tangga menuju kamarnya.
Esoknya, aku mendapat sebuah kabar berita, entah ini kabar baik atau kabar buruk. July dikabarkan hilang dari semalam. Keluarganya telah melaporkannya dan membuat beberapa pamflet, dan orang pertama yang dimintai keterangan atas kasus tersebut adalah diriku.
Keluarga July memintaku untuk bertemu, dan mereka mulai mengintrogasiku. Aku mengatakan apa yang sebenarnya dan memang aku benar-benar tidak tahu menahu mengenai kejadian yang menimpa July, namun ku rasa keluarga July tidak mempercayaiku karena hari ini aku mendapat panggilan dari kepolisian setempat.
"Tenanglah Vlad, kau akan baik-baik saja, ini bukan kesalahanmu, dan kau seharusnya bahagia" ucap Thom. Aku meliriknya, ia terus tersenyum dan aku mulai mendapatkan jawaban, "Pastikan, polisi tidak menemukan mayatnya atau kita akan berada dalam masalah, Thom". Aku berangsur pergi dan mengambil kunci mobil kemudian bergegas menuju kantor polisi.
lanjut di part 2
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar