Senin, 25 Juli 2016

Terkubur Hidup-Hidup (Creepypasta)


Di inggris pada zaman victorian, terjadi sebuah histeria massal yang menghebohkan. Saat Pemakaman Roll Abbey dibongkar untuk memperluas jalan, orang-orang menemukan sesuatu yang mengerikan. 

Pada saat itu jalanan lama yang telah dipakai dianggap terlalu sempit untuk jumlah kendaraan yang semakin bertambah. Maka pemerintah setempat memutuskan untuk menggali beberapa makam di Roll Abbey dan memindahkan jenazah-jenazah di dalamnya tersebut ke kompleks pemakaman yang lain. Setelah itu jalan utama akan diperlebar sehingga mencegah terjadinya kemacetan. 

Saat makam-makam itu digali, para penduduk menemukan beberapa jenazah berada dalam posisi yang tidak wajar. Ada yang ditemukan dengan posisi lutut menekuk sampai ke wajah. Ada yang ditemukan dengan setengah tubuhnya telah terjuntai keluar dari peti mati. Hal ini mengindikasikan orang-orang tersebut dikubur dalam keadaan hidup. Mengingat tingkat kemajuan teknologi medis yang masih sangat minim saat itu, dokter sering kali salah mendiagnosa pasien dan menyatakannya telah meninggal. Padahal banyak diantaranya hanya mengalami mati suri. 

Berita penemuan jenazah-jenazah dalam keadaan tidak wajar inipun langsung tersebar ke seluruh pelosok negeri, menimbulkan ketakutan massal terhadap orang-orang bahwa mereka juga mungkin akan dikubur hidup-hidup apabila dokter melakukan kesalahan demikian lagi. 

Akhirnya salah seorang perancang peti mati mendesain peti mati khusus yang dilubangi pada salah satu ujungnya. Kemudian lubang itu dimasukkan sebuah pipa khusus yang menjulang sampai ke permukaan tanah. Pipa ini memiliki tali yang terhubung ke sebuah lonceng diatas makam dan ujung yang satunya berada di dalam peti. Pipa ini juga berfungsi sebagai lubang udara untuk supply oksigen di dalam peti. Apabila ada seseorang yang terbangun kembali dari mati surinya dan sudah terlanjur dikubur, orang tersebut bisa membunyikan lonceng diatas makamnya dengan cara menarik ujung tali di dalam peti matinya, sehingga memberi petunjuk kepada orang-orang bahwa dia masih hidup dan dia akan digali kembali. 

.
.
.
.

Southampton, November 1890. 

Rawson adalah seorang pria tua yang berumur setengah abad. Dia telah bekerja sebagai penjaga makam selama kurang lebih dari setengah hidupnya. Dia dan istrinya tinggal di samping kompleks pemakaman Highground Capel. 

Tugasnya adalah menjaga makam-makan itu di malam hari agar aman dari perampok makam dan pencuri jenazah. 

Konon para mahasiswa kedokteran telah kehabisan stok jenazah untuk praktek autopsi mereka. Orang-orang yang tidak bertanggung-jawabpun mendatangi makam-makam pada malam hari lalu mencuri jenazah-jenazah di dalamnya dan dijual kembali dengan harga tinggi di pasaran gelap pada para mahasiswa kedokteran tersebut. 

Tapi kompleks pemakaman Highground Capel tidak pernah kehilangan satu jenazah pun. Tidak dibawah pengawasan mata tajam tuan Rawson. 

Beberapa tahun yang lalu, saat berita penemuan jenazah yang dikubur hidup-hidup tersebar kemana-mana, makam-makan di Highground Capel pun di desain khusus untuk mencegah tragedi seperti ini terjadi. Mereka melengkapi makam-makam itu dengan lonceng dan lubang udara seperti makam-makam di kompleks pemakaman Roll Abbey. 

Suatu malam, Rawson terkejut setengah mati saat dia mendengar bunyi lonceng samar bergema di tengah-tengah makam itu. Secepat kilat dia berlari untuk mencari makam yang loncengnya berbunyi itu. 

Tapi dia terkejut saat melihat beberapa orang anak sedang berdiri disana menarik-narik loncengnya. Tuan Rawson mengejar berandalan itu sambil memaki-maki. 

Dia hampir saja tertipu mentah-mentah. 
Sejak saat itu dia tidak terlalu menghiraukannya apabila dia mendengar suara lonceng lagi. Anak-anak nakal itu pasti sedang mengerjainya lagi. 

Terkadang, apabila angin bertiup saat kencang di musim gugur, semua lonceng di makam itu akan berbunyi serentak, membuat kesan seolah-olah ada orang yang dikubur hidup-hidup dibawah sana. Tapi, Rawson sudah terbiasa mendengar suara lonceng-lonceng itu dia tidak terlalu merasa terganggu lagi. 

Suatu malam dia baru saja selesai memeriksa makam terakhir yang baru saja digali. Dia melangkah masuk ke dalam rumahnya. 

Angin bertiup lumayan kencang diluar sana. Istrinya sudah tertidur sejak tadi. Rawson ingin segera naik ke atas ranjangnya yang hangat dan beristirahat. Dia masuk ke dalam kamar, menutup pintunya lalu melepaskan sepatunya. 

Dia baru saja akan naik ke atas tempat tidur ketika samar-samar didengarnya bunyi pelan sebuah lonceng dikejauhan. 

Bunyi dentang lonceng itu terdengar lemah tapi sangat jelas. Rawson menggeram pelan. "Pasti anak-anak brengsek itu lagi", pikirnya. Dia ingin sekali menghajar mereka dengan sebuah tongkat. Tapi malam itu dia terlalu lelah. 
Dia ingin segera tidur. Dia menyelinap ke balik selimut lalu membaringkan tubuhnya. 

Bunyi samar lonceng terdengar lagi dikejauhan. Kali ini lebih keras. Rawson mengertakkan gigi. "Berandalan kurang ajar!", makinya dalam hati, "Mereka ingin mencari masalah lagi rupanya".

Rawson memutuskan untuk mengabaikan bunyi lonceng itu. Malam sudah larut dan dia kantuk sudah menyerangnya. Dia memutar tubuh ke samping lalu memejamkan mata. 

Bunyi lonceng terdengar lagi. Pelan namun sangat jelas. 

Rawson sudah tidak tahan lagi. Dia bangkit dari tempat tidur lalu mengenakan sepatu dan mantelnya. "Anak-anak itu mau mencari masalah, maka mereka akan menerima ganjarannya".

Dia mengambil tongkat dan lenteranya lalu melangkah keluar dari rumahnya yang hangat dan berjalan menuju kompleks pemakaman itu. 

Kabut tipis tampak melayang turun diatas deretan batu-batu nisan gelap. Rawson menarik mantelnya lebih rapat saat udara dingin yang menusuk menyelubunginya. 

Dia berjalan diantara deretan makam dan menerawang kemana-mana. Bunyi lonceng itu masih terdengar, tapi tidak tampak seorangpun dimana-mana. 
"Mungkin angin yang membuat lonceng sialan itu berbunyi", pikir Mr.Rawson. 

Dia mengangkat lenteranya tinggi-tinggi dan mencari sumber bunyi itu. 

Dan dia terkejut saat melihat sebuah makam abu-abu yang tampak gelap dibawah bayangan sebatang pohon mati. Lonceng diatas makam itu bergoyang-goyang liar dan berbunyi nyaring. 

Rawson bisa melihat talinya bergerak naik turun. Dia sadar siapapun orang dibawah sana, dia masih hidup, makanya dia menarik tali lonceng itu. 

Rawson bergegas mendekati makam itu lalu memasang telinganya ke lubang udara di samping makam itu. 

''Haloo! Yang dibawah sana!'', Serunya pada lubang itu. 

Terdengar suara lemah teriakan minta tolong. 
Seorang wanita. 

''Tolong... Tolong aku... Keluarkan aku dari sini... Aku masih hidup....'', Serunya. 

''Tunggu, nyonya! Bersabarlah! Saya akan segera menolong anda!'' Teriak Rawson. 

''Cepatlah... Keluarkan aku dari sini... Aku belum mati... Tolong selamatkan aku'', Seru wanita itu lagi.

''Bertahanlah nyonya! Saya akan segera mengeluarkan anda dari situ!'', Jawab Rawson. 

Lalu secepat kilat dia berlari kembali kerumahnya dan mengambil sebuah sekop. 
"Wanita yang malang", pikirnya, saat berlari dengan tergesa-gesa diantara deretan batu nisan. Dia sudah tidak mempedulikan udara dingin yang menerpanya saat mantelnya terbuka dan berkibar-kibar tertiup angin. 

Begitu dia kembali di makam itu, Mr.Rawson lalu mulai menancapkan sekopnya ke tanah lalu mulai menggali dan menggali. 

''Tenanglah nyonya! Saya sedang berusaha mengeluarkan anda!'', serunya. 

''Tolong... Cepatlah... Saya masih hidup'', Tangis wanita yang malang itu. 

Walaupun tubuhnya terasa pegal dan lelah, Rawson tidak berhenti menggali. Dia terus menghujamkan sekopnya ke tanah dan terus menggali. Dia harus menyelamatkan wanita itu sebelum dia mati ketakutan di dalam petinya. 

Saat akhirnya terdengar bunyi keras saat ujung sekopnya menghantam tutup papan peti mati wanita itu, Rawson mulai merasa lega. 
Dia membuang sekopnya keatas dan mulai menggali dengan kedua tangannya. 

Peti mati itu bergetar hebat karena wanita itu meronta-ronta liar sambil memukul-mukul tutup papannya. 

''Tenanglah nyonya, berhenti bergerak! Saya akan mencoba membuka peti ini'', Serunya. 

Dia meraih sekopnya lalu mulai menghantamkannya pada sisi peti itu. 
Dia menyelipkan ujung sekopnya dibalik tutup peti itu lalu membuat gerakan mencungkil keluar. Dia menekan tubuhnya kuat-kuat untuk membuka paksa peti itu. 

Saat itulah dia melihat tulisan di batu nisan makam wanita itu. 

Apa yang dilihatnya membuat darahnya beku. 
Di batu nisan itu tertulis : 

----------------
DISINI TERBARING 
MARGARETH ELIZABETH SMITH 
LAHIR : LONDON, 5 FEBRUARI 1823 
MENINGGAL : SOUTHAMPTON, 17 AGUSTUS 1868. 
----------------

Ini salah, dia menyadari dengan ngeri. 
Di nisan itu tertulis wanita itu meninggal pada tahun 1868. 

Sekarang tahun 1890. 

Wanita itu sudah meninggal lebih dari dua puluh tahun yang lalu. 
Tidak mungkin dia masih hidup kalau sudah terkubur selama itu. 

Wanita itu bukan manusia lagi. 

Sekop tuan Rawson terjatuh dari tangannya. Tapi sudah terlambat. 
Dia sudah berhasil membuka segel peti itu. 

Dia mundur dan tubuhnya langsung menabrak dinding lubang makam itu. 
Seluruh tubuhnya bergetar hebat oleh rasa ngeri luar biasa. 
Jantungnya berdebar-debar tak karuan. 

Dia tak mampu bergerak saat tutup peti itu mengayun terbuka. 
Dia tak sanggup berlari saat sosok mengerikan itu berdiri, terbangun dari tidurnya yang panjang, kematian, dan menghampirinya. 

.
.
.

Keesokan harinya orang-orang menemukan tubuh kaku mati Rawson di dalam makam tua itu dalam pelukan sesosok kerangka manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar