Kamis, 21 Juli 2016

The Holders of Color (Creepypasta0


Di setiap kota, di setiap negara, pergilah ke institusi mental manapun atau ke sebuah rumah singgah manapun. Ketika kamu tiba di meja resepsionis, tanyakan apakah kamu bisa menemui seseorang yang menyebut dirinya "The Holder of Color".

Penjaga yang ada akan melirik ke arahmu sembari tersenyum malu-malu dan mengulurkan tangannya. Kamu harus menunggu selama tepat delapan detik sebelum menjabat tangannya, jika tidak warna-warna akan menolakmu dan tidak ada kesempatan lagi untuk masuk.

Pekerja itu kemudian akan berdiri dan mengantarkan kamu menuju sebuah sel, membuka pintunya dan mengisyaratkan kamu untuk masuk ke dalam. Di dalam sel kamu akan bertemu dengan dua bocah kecil, keduanya nampak seolah terbungkus warna keabuan dan kulit serta rambut mereka akan nampak seperti bahwa semua warna telah luruh darinya. Satu diantara mereka berambut panjang dan mengenakan baju putih, sedangkan yang satunya mengenakan baju hitam dengan potongan rambut pendek. kamu hanya boleh menatap mata dari bocah dengan baju putih, sebab dialah yang normal, sedangkan sepasang mata dari bocah dengan baju hitam satunya merupakan gerbang menuju kegilaan. Masing-masing dari mereka akan mengenakan sebuah sarung tangan dan mengulurkan kedua tangannya pada kalian. Raihlah hanya tangan mereka yang tertutupi sarung tangan. 

Jika kamu menyentuh kulit bocah berbaju hitam, dera penderitaan terburuk dari semesta akan merajam, dan kamu tak akan bisa mati saat menikmati seluruh siksa tersebut, bocah tersebut tak akan mengijinkan kalian mati. Jika menyentuh kulit bocah berbaju putih, kamu akan merasakan kenikmatan tak terbayang, namun dia kemudian akan menarik tangannya dengan segera, dan kamu tidak akan bisa merasakan kenikmatan itu lagi, tak perduli sebesar apa pun kamu menghendaki atau berjuang untuk mendapatkannya; nafsu akan membunuhmu

Dua bocah tersebut akan bersitatap dan mengangguk sekali; jika mereka menggeleng, tutup matamu dan katakan:

“Aku bukanlah yang kalian cari, tapi aku dapat mengubah arus nasib.”

Setelah kamu mengatakan hal ini, mereka berdua akan terkikik dan menarik tanganmu, membuka sebuah pintu rahasia di dalam sel dan mulai berjalan menuruni kegelapan. Bocah-bocah ini akan berbicara serempak, dan tanpa henti menyombongkan kekayaan mereka, semua hal yang mereka punyai. Mereka akan berulangkali bertanya apakah kamu merasa iri; tiap kali pula kamu harus menjawab “Ya.”

Takdirmu kini berada di tangan dua bocah ini.

Tangga yang kamu turuni sangatlah panjang, dan semakin lama akan semakin sempit, sampai akhirnya salah seorang bocah akan mangambil posisi di belakang sementara satunya akan berada di depan kalian. Jika bocah berbaju hitam berada di depan, anggaplah dirimu beruntung, keselamatan hidup berpihak padamu. Namun jika dia mengambil posisi di belakang, kematian telah diputuskan atas nasibmu, dia akan melemparkanmu dari anak tangga menuju jurang gelap tak berdasar di bawahnya.

Setelah dirasakan begitu lama, kamu akan sampai pada ujung tangga, dan kedua bocah tersebut akan mendorongmu pada sebuah pintu kaca besar. Mereka akan menatap kearahmu, air mata membanjir pada wajah, serta kemudian mengatakan bahwa mereka tak bisa melanjutkan lagi. Mereka hanya akan menunjuk kearah pintu. kamu harus memasukinya.

Ruangan di balik pintu tersebut gelap gulita, hanya terdapat seberksa sinar yang menyorot tepat pada tengahnya. Berdiri dalam cahaya tersebut adalah seorang wanita, sama seperti bocah-bocah sebelumnya, warna-warna seakan enyah dari dirinya. Rambut dan gaunnya sama-sama menyentuh lantai, dan keduanya sama-sama berwarna seputih lilin sama seperti kulit tubuhnya. Putih juga merupakan warna tunggal dari sepasang matanya yang menatap kosong kearahmu. Jika wanita itu tersenyum, maka kamu telah menghiburnya dan dia akan menerangi seluruh ruangan dengan cahayanya. kamu akan menjadi salah satu dari tubuh-tubuh menggeliat, menjadi bagian dari koleksinya yang terkubur di bawah lantai kaca. 

Jika dia menekuk muka dan memasang muka masam, dia akan membalikkan badan dan menerangi bagian ruangan di belakangnya, membangunkan tujuh sosok lain: pria berbaju serba hitam yang tak pernah berhenti terkekeh, pria terbalut warna putih yang tak berhenti bersedu sedan, pria dengan mata menyala merah menyala yang selalu menggeram, wanita menyeringai yang tertutup kelopak-kelopak bunga berwarna merah muda, gadis tanpa emosi yang dibalut warna hijau, pria menjijikan dengan rambut berwarna perak, dan seorang pria gagah yang terus meringis, tertutup oleh warna-warna mewah. 

Merekalah yang akan menghakimimu.

kamu harus memilih satu diantara mereka yang paling tepat untuk mengadili, kemudian berjalanlah kearahnya, bertanyalah saat berjalan:

“Kapan mereka menelanjangi kalian dalam kehidupan di dunia ini?”

Jika kamu salah memilih warna, sosok yang kamu pilih akan tetap berdiri dan melengkungkan senyum yang bisa membuat bergidik orang paling berani sekali pun. Kemudian setelahnya, kamu akan merasakan tubuhmu mulai luruh pada kehampaan. 

Jika memilih warna yang tepat, mereka akan menjawab pertanyaanmu dengan lengkingan mengerikan, menunjuk dengan penuh ngeri kearah wanita di tengah-tengah ruangan. Sedangkan yang lainnya akan berteriak, mengutukmu dalam bahasa-bahasa yang berbeda. Kemudian rasa sakit dan pedih meulai mencabik tubuhmu. Segera, sosok yang telah kamu pilih akan melangkah maju memasang badan untukmu, dan membisikan kisah menjijikan mereka. Kisah mengenai kebinasaanmu, kebinasaan dan akhir dunia saat semua nafas musnah.

Jangan bergerak sedikit pun.

Kutukan-kutukan kemudian akan berhenti dan ruangan menjadi benderang, ketujuh dari mereka menatap lekat kearahmu. Tempat dimana wanita sebelumnya berada akan digantikan dengan sehelai bulu -seperti bulu dari seekor merpati- yang warnanya terus berubah.

Bulu tersebut merupakan artefak ke 24 dari 538.

Dengannya, kamu bisa membawa persembahan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar