Kamis, 21 Juli 2016
The Holder of Hate (Creepypasta)
Di sebuah kota dan di negara manapun, pergilah menuju rumah sakit yang dapat kalian temui dan mintalah untuk mengunjungi "Sang Penjaga Kebencian." Si pengurus akan menjabat tanganmu dengan mantap, menatap matamu lekat-lekat, lalu berkata,
"Apa yang membuatmu begitu lama."
Kemudian, mereka akan memberimu sebuah kunci ruangan nomor 532 dan memberitahumu agar memasuki lorong di balai kiri.
Sepanjang perjalananmu menyusuri balai, kau akan mendengar suara orang terkikik-kikik yang kedengaran seperti telah kehilangan kewarasannya. Jika dalam suatu waktu suara itu menghilang, meski sebentar saja, berteriaklah, "Tidak ada yang perlu aku takuti darimu!"
Jika takdir membencimu, dan suara itu benar-benar berhenti menggema, kaburlah secepat kakimu mampu berlari. Sebaliknya, jika kau kembali mendengar tawa, tetaplah berjalan terus. Berhenti setelah kalian menemukan ruang 532. Kalian akan menemukan sebuah pintu besi yang dipenuhi bekas cakaran, hantaman pisau, dan menghitam seperti pernah dibakar sebelumnya.
Di pintu itu ada panel kecil yang terbuat dari kaca yang tampak belum pernah tersentuh sama sekali. Mengintiplah ke dalam. Jika kalian melihat seseorang, atau suatu sosok, berdiri di kegelapan memunggungi kalian, mundurlah pelan-pelan dan kembali ke pintu masuk setenang mungkin. Jika ruangan tersebut kosong atau kalian tak dapat melihat apa-apa, bukalah menggunakan kunci itu dan masuklah ke dalam. Sebuah cahaya kemerahan akan menerangi seisi ruang dari satu-satunya jendela di kamar itu. Memandang keluar dari jendela itu akan membakar kedua matamu, dan hal yang tersisa darimu adalah teriakan kesakitan yang berlangsung selamanya.
Di dalam kamar yang kecil, dan seluruh sisi dindingnya dipenuhi bercak darah, kalian akan menemui sesosok kerdil dengan jubah menyelimuti tubuhnya duduk di tengah ruangan. Dia hanya akan menjawab satu pertanyaan.
"Mengapa mereka menyimpan dendam?"
Dia akan menjawab pertanyaanmu itu dengan detil, begitu lengkap hingga bagian-bagian terkecil yang terlupakan. Kemudian, tubuhnya akan tumbang ke lantai, seolah-olah beban berat yang ditanggungnya selama ini baru saja terangkat dari kedua bahunya. Sosok kerdil itu akan merayap, menyeret badannya yang lumpuh menjauh darimu, lalu meringkuk di pojok.
Kalian akan mulai mendengar suara berderik yang aneh, yang terdengar menakutkan dari luar pintu. Mereka bisa mencapaimu kapan saja. Satu-satunya harapanmu untuk lolos adalah dengan menyelubungi badanmu dengan jubah makhluk kerdil itu dan melompat melalui jendela. Kau akan terbangun keesokan harinya di halaman rumah sakit, jika mereka tidak mengikutimu, dengan tubuh yang terbungkus jubah.
Jubah tua itu adalah objek ke 23 dari 538. Ia akan menyembunyikanmu dari kebencian mereka.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar