Rabu, 20 Juli 2016

Siren's heart Part 2 (Creepypasta)


"Baiklah tuan Vlad, kau diperbolehkan pulang". 

"Cih, awas kau Thom, kenapa kau tak bisa menahan sifat binatangmu itu, kau malah membuatku terlibat dalam hal seperti ini." umpatku 

Setelah selesai dengan introgasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Tanpa buang waktu, aku bergegas menuju mobilku. Aku melajukan mobilku dengan kecepatan tinggi, meliuk-liuk melewati jalanan pegunungan tanpa sedikitpun menginjak pedal rem. Mobilku melewati pantai yang kemarin malam ku singgahi bersama teman-temanku. Instingku membuat mataku dengan cepat dan lincah memperhatikan area sekitar, ya aku mencarinya, gadis dengan suara merdu itu. Mungkin aku terlalu fokus mencarinya hingga sebuah tikungan tajam tak terlihat olehku. Hantaman keras pun mengenai mobilku dan membuatku terpental keluar dari jalur. 

Aku terguling melewati jurang dan menghantam beberapa bebatuan dan pepohonan. Mobilku terus terguling hingga mencapai kaki gunung. Aku berusaha keluar dari bangkai mobilku dan berjalan menuju lautan karena aku rasa sebentar lagi akan terjadi ledakan, dan benar saja, sebuah ledakan terdengar saat aku mencapai tepi pantai. 

Sesampainya disana, aku memutuskan untuk berbaring sejenak dan menatap langit senja, "Ahh hari yang buruk, akan ku bunuh wajah tersenyum itu! Andai saja dia bukan abdi setiaku." Aku terus mengeluh tentang Thom sampai suaragemericik air yang tak senada dengan ombak mengganggu pikiranku. Aku mencari tahu sumber suara itu dan mengaktifkan mode pengintaiku. Aku mulai mengikuti suara itu dan aku pun terkejut. Aku melihat sosok gadis dengan ekor ikan tengah bersusah payah menyeret tubuhnya menuju perairan yang lebih dalam. 

Aku menghampirinya dan menggapai bahu kirinya. Ia terlihat terkejut dan panik. Ia berusaha melarikan diri namun air dangkal tak memberinya kesempatan untuk kabur dan membuatnya terlihat seperti paus yang terdampar. 

Aku berusaha menenangkannya dan mulai bertanya siapa dirinya. "Hei kau ini makhluk apa? Kau bukan manusia. Tapi suaramu itu sangatlah indah dan aku sangat menyukainya". 

"Pergilah!! Aku bisa saja memakan hatimu! " ucapnya gemetaran

"Memakan hatiku? Ahhaha yang benar saja, aku akan membiarkanmu pergi setelah kau menjawab pertanyaanku". 

"Aku Aglope, bangsa Naiad , kau itu manusia macam apa? Kenapa aku tak bisa merasakan hatimu? ". 

"Jadi kau benar-benar menginginkan hatiku? Haha tidak secepat itu nona, baiklah kau boleh pergi, Dahhh... " 

Aku berangsur pergi meninggalkannya, dan aku tahu dia masih memperhatikanku, "ahh sungguh cantik, aku akan memberikan hatiku jika saja itu masih berfungsi". 

Aku terus berjalan kembali menuju rumah dan disana lah aku akan membunuh Thom. Aku menghampirinya yang tengah menonton acara televisi. "Hei Vlad, apa... " belum sempat ia menyelesaikan perkataanya, tanganku yang memegang pisau dengan sigap langsung menikam dadanya. 

Thom terjatuh, ia terus menatapku, "Ini sakit kawan, becandamu berlebihan! " ia mencabut pisau di dadanya dan menjatuhkannya ke atas lantai. 

"Itu balasan atas masalah yang kau buat. Jadi bagaimana dengan mayat July? ". 

"Aku sudah membereskannya. " Thom menjawabku ketus dan menghilang dari pandanganku.



Tak ku sangka aku akan kembali ke pantai ini lagi, dan mencari makhluk yang bahkan menyatakan akan memakan hatiku. "Jadi mungkin ini yang dibilang cinta? Ternyata aku punya sifat manusiawi juga ". Sejak bertemu dengannya, aku rasa aku tak perlu lagi berpura-pura memiliki pacar agar dianggap manusiawi. "hah rasanya jantung ini berfungsi kembali".

Aku terus tersenyum memandangi gulungan ombak. "Berhenti tersenyum seperti itu, atau manusia lain akan menganggapmu tidak waras, Vlad! " ucap Thom yang sudah berada di belakangku. Aku menoleh ke arahnya dan mengajaknya untuk mengobrol bersama. "Thom, apa kaum siren akan menerima hatiku? Aku sangat ingin memberikannya, agar ia jatuh cinta kepadaku". "Kaum siren? Maksudmu bangsa Naiad?".

"Iya, dia yang memberikanku rasanya hidup".

Thom terdiam sejenak, "Apa kau yakin ia mau memakan hatimu yang telah mati itu Vlad? Kau ini pangeran tapi kau menyukai makhluk aneh macam itu. Aku tak habis pikir denganmu". Wajah bahagiaku mulai memudar, Thom terkadang benar, tapi aku rasa mati untuk gadis itu pun aku mau. 

Aku berjalan meninggalkan Thom, aku menghampiri bebatuan karang yang berada di tengah lautan karna instingku mengatakan dia berada disana.

"Hai lagi"

Aglope memandangku aneh, "Kenapa kau bisa terus menemukanku padahal aku tidak sedang bernyanyi? ". 

"Aku akan memberikan hatiku".

"Tidak, aku tidak mau hati yang bukan dari manusia"

"Tahu darimana kau? "

"Kau ini bodoh atau apa? Mana mungkin manusia memiliki sepasang sayap besar sepertimu. "

Aku menunduk malu, ternyata aku lupa melenyapkan sayapku, namun sepertinya Aglope mulai dapat menerimaku. Aku tahu itu karena ia tersenyum melihat perilaku bodohku.

bersambung di part 3 ^.^ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar