Di sebuah kota, di suatu negara, datangilah rumah sakit manapun dan mintalah untuk mengunjungi seseorang yang menyebut dirinya sebagai "Penjaga Kekacauan". Si perawat akan menggelengkan kepala menolak dan memukul-mukulkan tinjunya ke meja. Tanyakan padanya sampai tiga kali dan laki-laki itu akan berdiri terdiam dan memandumu menuju ruangan yang hanya memiliki satu pintu, pintu yang sebelumnya kaumasuki. Kau harus selalu menutup matamu, atau jika tidak, kedua indera penglihatanmu akan dibutakan selamanya dan satu-satunya hal yang akan kaulihat adalah api pembantaian besar-besaran yang tak pernah padam.
Setelah satu jam berdiri kebingungan, jika kau tetap menutup mata, kau akan mendengar suara kecil yang memanggil-manggil, "Apakah kau membawanya sekarang?" Jangan jawab pertanyaan ini. Melainkan, pijakkan kakimu ke lantai dan bukalah mata. Jika kau melihat sebuah ladang teramat luas, dan ke arah manapun kau melihat kau seolah tak akan pernah menemui tepi, maka kau telah berhasil melewati separuh perjalananmu. Namun, jika apa yang tampak bagimu adalah lahan pembantaian dimana mayat saling menumpuk-numpuk, termutilasi, maka sudah betul-betul terlambat bagimu. Kau akan digerogoti oleh pikiranmu sendiri yang dipenuhi oleh ketakutan-ketakutan pribadi.
Berjalanlah ke arah matahari terbenam selama satu jam, dan kau akan menemukan lahan berumput. Di sana tumbuh sebatang pohon tua kering. Ketika kau semakin mendekat, kau akan menyadari bahwa pohon tua itu sebenarnya tersusun dari tulang-tulang kerangka dan berdiri di sebuah kolam berisi darah. Benamkan dirimu di kolam itu sepenuhnya, dan ketika kau kembali ke permukaan, kau akan merasakan sesuatu menekan-nekan telapak tanganmu dari dasar kolam. Itu adalah sebuah cangkir kaca. Minumlah menggunakan cangkir itu dan kau akan kembali ke lobi rumahsakit.
Cangkir ini adalah artefak ke 22 dari 538. Waktunya telah tiba dan para iblis berseru kepadamu.
Setelah satu jam berdiri kebingungan, jika kau tetap menutup mata, kau akan mendengar suara kecil yang memanggil-manggil, "Apakah kau membawanya sekarang?" Jangan jawab pertanyaan ini. Melainkan, pijakkan kakimu ke lantai dan bukalah mata. Jika kau melihat sebuah ladang teramat luas, dan ke arah manapun kau melihat kau seolah tak akan pernah menemui tepi, maka kau telah berhasil melewati separuh perjalananmu. Namun, jika apa yang tampak bagimu adalah lahan pembantaian dimana mayat saling menumpuk-numpuk, termutilasi, maka sudah betul-betul terlambat bagimu. Kau akan digerogoti oleh pikiranmu sendiri yang dipenuhi oleh ketakutan-ketakutan pribadi.
Berjalanlah ke arah matahari terbenam selama satu jam, dan kau akan menemukan lahan berumput. Di sana tumbuh sebatang pohon tua kering. Ketika kau semakin mendekat, kau akan menyadari bahwa pohon tua itu sebenarnya tersusun dari tulang-tulang kerangka dan berdiri di sebuah kolam berisi darah. Benamkan dirimu di kolam itu sepenuhnya, dan ketika kau kembali ke permukaan, kau akan merasakan sesuatu menekan-nekan telapak tanganmu dari dasar kolam. Itu adalah sebuah cangkir kaca. Minumlah menggunakan cangkir itu dan kau akan kembali ke lobi rumahsakit.
Cangkir ini adalah artefak ke 22 dari 538. Waktunya telah tiba dan para iblis berseru kepadamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar