Kamis, 16 Juni 2016

DADDY... IM HERE





Ayah dengan tega meninggalkanku dan ibuku yang malang begitu saja. Bahkan saat aku lahir, ayah sama sekali tidak menghiraukanku. Hanya ada tangisan dan kesedihan yang menyelimuti. Seakan tak menginginkan kelahiranku. Aku tumbuh besar hanya bersama ibu. Ayah ada di dekatku, tapi dia tidak peduli denganku dan ibu. Aku melihat saat-saat terakhir melihat senyumannya. Dia pergi tersenyum di dampingi wanita lain. Bahkan anak-anak lain.

Ayah.. kenapa kau meninggalkan kami?

Aku mengenal wanita itu. Rema, namanya. Dia dan kedua anak laki-lakinya, bahkan tinggal menumpang di rumahku. Aku tak tau mengapa, tapi yang jelas ayah sangat menyukainya dan anak-anaknya. Bahkan ayah tidak pernah samasekali merespon kami, anak-anaknya. Ibuku semakin menggila. Dia selalu berkata padaku bahwa ayah sangat kejam. Aku tau pasti ibu sangat sedih.

Aku sendirian berdiri di sudut ruangan ,menatap ke arah ayah. Dia sedang menonton tv dengan rema. Dia terlihat sangat bahagia. Dalam hati kecilku, aku merasa sedih dan iri. Kenapa ayah memperlakukan ini padaku? Bahkan menatapku saja ayah tak mau. Apa aku sudah tak dianggapnya lagi?

Ake melirik ke arah tanggalan di meja kecil yg berdiri di sebelah fotoku dan ibu. Sekarang tanggal 11. Aku selalu merindukan tanggal 11. Mengapa? pada tanggal itu, Setiap bulan, biasanya ayah selalu mampir ke kamarku dan ibu, membawakan bunga dan duduk bersama di ranjang tua ibu. Berbicara bersama sepanjang malam. Aku menyukai saat ayah memerhatikanku dan ibu. Terkadang dia menangis minta maaf sambil menyebut nama kami. Ibu mengelusnya pelan sambil berkata tak apa sampai ayah berhenti menangis Aku selalu ingin memeluk ayah. Aku ingin merasakan kasih seorang ayah.

***

pukul 11.34
Malam ini malam yang ku tunggu. Aku dan ibuku menunggu ayah Di kamar kami. Kami duduk tenang di atas kasur besar ibu. Aku melihat wajah ibu tersenyum lebar, menunggu kedatangan ayah.
ayah mulai membuka pintu. Aku dapat melihat wajah ayah. Dia tampak sedih.
Ayah menyalakan lampu dan meletakkan bunga di sebelah ibu. Kemudian berlutut di depan kami dan mulai menangis. Aku tak suka ayah bersedih
Ibu menatap ayah. Ibu hanya diam dan tersenyum.
Aku ingin sekali memeluk ayah, sayangnya tak bisa.

"Maafkan aku, istriku, anakku. Aku tak bisa menyelamatkanmu."
"Maafkan aku, walau sekarang aku memiliki rema , keberadaan kalian tak akan tergantikan. Walaupun aku tak pernah melihatmu, mendengar tangisanmu, kau adalah anak pertamaku, walaupun aku tak dapat menolongmu saat melahirkan anak pertamau, aku mencintaimu istriku. Kau akan selalu ada di dalam hatiku."

Ibu mulai menitikkan air mata, mengelus ayah dan berkata "tak apa, aku mencintaimu..."

Aku menyayangimu ayah. Walaupun aku tak dapat merasakan kasihmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar