Selasa, 07 Juni 2016
The enemy
Aku dan Sofi akhirnya memutuskan untuk hidup bersama demi keberlangungan spesis kami di Planet ini.
"Sof, apa yang membuatmu pergi ke planet ini?"
"Kau harus tau Lim, planet kita telah porak poranda, beberapa dari kita mengungsi ke planet yang memiliki sumber makanan".
Aku sedikit terkejut mendengar ucapan Sofi, ia menjelaskan hal mengerikan yang terjadi pada planet biru kami.
Sebagian dari jenisku telah di mangsa oleh predator alfa dan aku rasa aku dan Sofi harus bersiaga saat ini.
.
"Sof, bumi banyak mengandung sumber makanan kita, jika kau dan aku bisa memperkirakannya maka tak menutup kemungkinan mereka akan mencari kaum kita ke planet ini".
Sofi mulai memperlihatkan raut ketakutannya, melihat wajahnya aku mulai berpikir apa jika aku dan Sofi tewas disini, apa kaumku akan musnah dan hilang dari dunia ini?
Aku terus berpikir dan memutuskan untuk menjaga planet bumi dari serangan predator alfa karna hanya bumi lah tempat yang ideal untuk jenisku.
.
Aku dan Sofi mulai menyibukan diri dengan menyiapkan beberapa senjata dan menculik beberapa manusia untuk mempertahankan hidup kami.
dan saat yang tidak kami inginkan pun tiba...
.
Sensitivitas kami menangkap signal bahaya dari pemangsa kami.
Aku dan Sofi saling menatap, Sofi mengangguk menandakan dirinya telah siap.
Aku pun mengambil peralatanku dan tidak lupa menyembunyikan telur-telurku di tempat yang paling aman.
Dan kami pun memulai mencari lokasi predator alfa.
.
Langkah demi langkah memperkuat signal bahaya kami, kami terus melangkah meskipun ketakutan akan ketidakmungkinan untuk kami mengalahkan predator alfa.
Sesekali aku dan Sofi berhenti di sebuah gang yang sepi untuk sekedar memakan makanan kami, kami menjaga agar stamina kami tidak menurun karna predator alfa adalah sesuatu yang tidak bisa kami bayangkan kekuatannya.
.
Setelah berjalan seharian, aku dan Sofi sampai di sebuah hutan, signal kami menuntun kami untuk masuk ke dalam sana.
Namun langkahku terhenti karna sebuah erangan yang tidak asing di telinga kami.
Aku menoleh ke arah Sofi, dia tersenyum dan sesuatu pun terjadi...
Sebuah sulur keluar dengan cepat dari gelapnya hutan, sulur itu menjerat Sofi dan menariknya ke dalam kegelapan.
Aku berusaha mengejar Sofi, namun semuanya sia-sia, yang terakhir dapat ku dengar hanyalah jeritan parau Sofi.
.
Aku memaki kesal, rasanya begitu menyakitkan, kenapa aku begitu takut? Aku terus memaki diriku sendiri yang bahkan tak berani melangkah masuk ke kedalaman hutan itu.
"Sofi maafkan aku" air mataku mulai mengalir.
.
Butuh waktu berjam-jam untuk aku berhasil meyakinkan diriku dan akhirnya kaki ini pun mulai berani melangkah maju.
.
Setapak demi setapak aku melangkah dengan hati-hati, signalku makin berdengung keras hingga akhirnya aku melihatnya.
Seorang gadis cantik berbalut gaun putih dengan sepasang sayap indah melekat pada bahunya.
Aku tahu dia merasakan kehadiranku, aku pun mulai meningkatkan siagaku.
"Keluar lah. Aku sudah cukup kenyang sekarang." ucapnya
Aku pun melangkah mendekatinya sembari terus mengacungkah senjataku kepada dirinya.
Ia pun berbalik, aku terperangah melihat kecantikannya, aku tidak pernah berpikir predator alfa akan terlihat secantik itu.
.
"Kau bisa meamanggilku dengan sebutan Lilly" ia melanjutkan.
"Apa yang kau lakukan kepada Sofi? Aku tidak akan mati di tanganmu!"
Lilly pun tersenyum mendengar ucapanku, ia berjalan mendekati dengan sangat anggun, "Sudah ku makan" ia berbisik dengan bibirnya yang menyentuh daun telingaku.
Tubuhku gemetar dibuatnya, ia mulai menyentuh lembut wajahku dan membuat senjataku terlepas dari genggamanku.
"Lim jadilah pejantanku dan aku tak akan membunuhmu. Kau hanya perlu membantu kaumku untuk menemukan kaummu dan aku menjamin kau akan selamat". Lilly mulai menggodaku dan mendekapku dengan hangat.
Entah aku bodoh atau apa, aku merasa aku telah terjatuh dalam godaannya, aku tak mampu menolaknya dan pada akhirnya kami pun bercinta di kegelapan hutan itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar