Kamis, 16 Juni 2016

Pemeran Utama



Mike masih terdiam diantara remang lampu yang semakin pudar dimakan usia, dihadapannya terbentang luas lautan dengan angin yang setia menerpa wajahnya, tempat dimana pertama kali ia bertemu dengan pujaan hatinya, wanita itu bagai mentari yang menyinari pekat jalannya, bagai warna yang selalu mengiringi hitam putih hidupnya, namun kini ia sendiri, dan akan selamanya seperti ini, karena ia tau, ia tak akan bisa lagi menemukan seseorang seperti Lisanna


"Sial... Benar benar sial..." Mike mulai meneteskan air mata dibalik rambutnya yang berantakan, nampak beberapa kapal dengan cahaya masih sibuk dengan urusannya masing masing, malam sudah cukup larut untuk membuat seseorang memejamkan mata hingga esok, namun bagi Mike, sebelum urusannya selesai, tak ada waktu untuk memejamkan mata walau hanya sedetik,
"Lisanna... Aku merindukanmu..." ia masih berdiri, mengepalkan tangannya dengan fikiran kacau, lalu kembali teringat kejadian yang merubah arahnya

.

Sehari sebelumnya...

"Sayang? Jawab aku, aku mohon..." Mike terus mengetuk pintu kamar Lisanna, berusaha tidak membuat kegaduhan untuk penghuni lainnya, Mike sungguh khawatir setelah pertengkaran yang mereka alami beberapa waktu sebelumnya, Mike mulai menggigil, malam kali ini benar benar menguji tubuhnya, koran pagi yang ia baca mengatakan bahwa kali ini suhunya akan lebih dingin dari yang diperkirakan,
"Sayang, aku mohon...." Mike mulai menyandarkan kepalanya ke pintu, tak pernah ia duga Lisanna akan sampai semarah ini sampai tak membukakan pintu untuknya, sudah 5 tahun mereka bersama dan kali ini benar benar buruk baginya, mike tak punya pilihan lain, ia mulai melangkahkan kakinya meninggalkan bangunan dengan kamar kamar sewa berpenghuni itu, menyusuri dingin dan gelapnya malam di kota kelahirannya, mendekap tubuhnya lebih erat dengan 3 lapis mantel yang ia kenakan,
"Ah.... Sial, aku benar benar lapar" Rencana untuk mengajak kekasihnya makan malam sebagai permintaan maaf dan kejutan akhirnya hancur sudah, Mike memasukan tangan kanannya kedalam saku, dan ia tersentak

"Bukankah ini….." keringat mulai menetes, salju pun kalah oleh keterkejutannya

.

Mike berlari kembali menuju tempat Lisanna, memasukan kunci yang ia temukan di dalam sakunya kedalam lubang, memutarnya dan

"Klik.." ia memutar gagang pintu, dan menyambut kegelapan di hadapannya, ia sedikit terkejut, dimana kekasihnya tak pernah hidup dengan kegelapan, Lisanna cukup takut untuk sendiri tanpa cahaya, dan ini membuat Mike semakin berkeringat,
"S... sayang?" tak ada jawaban, Mike mencoba mencari tombol lampu, dan klik
Semuanya terlihat jelas, terlalu jelas bahkan melampaui imajinasi terliarnya, Mike melangkah mundur, matanya membelalak, menunjukan ketakutan yang amat sangat, tak ada satupun yang keluar dari mulutnya yang setengah terbuka, tubuhnya kaku dan mati rasa, Mike tak tau apa yang harus ia lakukan

.

Tempat itu tak pernah seramai ini, beberapa manusia berseragam tampak sibuk, kendaraan terpakir dengan sirine dan lampu yang menyala, tampak sesuatu diatas tandu terselubung kain putih digotong oleh dua orang, dimasukan ke dalam kendaran yang sudah siap sedia, dan akhirnya melaju meninggalkan kerumunan yang tak henti hentinya membahas kejadian yang cukup mengguncang kota yang damai itu,
Seseorang menangis dalam dekapan kedua kakinya, dan orang lain dengan seragam menghampirinya
"Bisakah anda ikut kami? Mungkin anda dapat membantu kami memecahkan masalah ini"
Mike mengangkat kepalanya dan mengangguk, berjalan dengan goyan kearah keramain yang tak pernah ia harapkan sebelumnya

.

Keesokan harinya...

siang yang cukup dingin, Mike masih berkutat dengan pulpen dan buku di hadapannya, ia menuliskan apa yang seharusnya ia tulis sejak lama, terlihat beberapa bait ia tulis berulang ulang, wajahnya membeku tanpa kerut atau senyum, ia sangat mencintai kamarnya, cinta keduanya, setelah Lisanna, wanita yang merubah hidupnya, wanita yang berhasil membuat Mike kuat saat kedua orang tuanya tewas dibunuh, wanita yang selalu setia menemani Mike saat mencoba lepas dari jerat alkohol, narkoba, dan lintingan tembakau, wanita yang menemani dan mendukung tiap langkah Mike dalam karirnya, Mike mengalihkan pandangan kepada kotak kecil yang terbuka di sampingnya, terlihat dua buah cincin dengan ukuran berbeda, bertuliskan Mike dan Lisanna, yang sekarang sudah tak dapat ia apa apakan lagi, Mike memejamkan mata sejenak, membukanya dengan tegas, mengarahkan sorot tajam ke hadapannya, dan kembali menuliskan beberapa kata kedalam catatannya,

.....

Pintu Tuhan sudah tertutup
Apa salahnya mengetuk pintu Iblis untuk beberapa saat?
Tak akan ada pukulan dan sayatan untuk beberapa waktu
Toh akhir pun akan tetap sama
Lisanna
Aku sungguh berharap malam itu akan menjadi kebahagiaan
Dimana aku akan menyentuh bibir dan mentap matamu
Aku akan terbang setelahnya
Kau adalah alasan jantungku berdetak
Aku hanya berharap suatu malam yang sempurna
Hanya untukku
Dan untukmu
Namun semua sudah terlambat
Terlalu terlambat bahkan untuk sekedar sadar
Betapa bodohnya laki laki ini
Lisanna
Balas dendam memang tak akan menyelesaikan masalah
Tapi tanpamu
Hanya ini yang bisa ku lakukan
Aku tak bisa lagi menggenggam tanganmu
Namun hangat senyummu akan selalu dikenang
Saatnya sudah tiba Lisanna
Aku tau sesuatu yang lebih pantas
Malam ini aku akan berdiri dihadapannya
Seharusnya aku menceritakan ini kepadamu
Tapi aku tak memiliki keberanian
Sungguh aku tau
Aku pernah melihat orang ini
Aku berani bersumpah pernah melihatnya
Dia teman baikku semenjak kecil
Namun dia juga musuh terbesarku
Dia orang yang merebut ayah dan ibu
Dan kemudian merebutmu
Sampai bertemu
Lisanna

.

Pagi hari di suatu tempat, di kejauhan beberapa kapal nelayan masih sibuk dengan urusannya, dan disini, beberapa orang berseragam serta warga sipil sedang sibuk mengerbungi sesuatu, seseorang yang cukup dikenal santun dilingkungannya, seseorang yang tiap sabtu malam tampil dengan hebatnya diatas panggung drama, seseorang yang bahkan lebih dikenal dari siapapun di kota ini, dan kini orang itu telah menemui puncak karirnya, dengan beberapa tusukan di tubuhnya, dan air yang memenuhi paru parunya, dan kasus ditutup dengan kesimpulan
Bunuh diri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar