Kamis, 16 Juni 2016

My Husband






Memilih suami yang berprofesi sebagai seorang tentara mungkin adalah pilihan yang salah, Namun dia adalah prajurit sejati untuk negara ini.

Dia mungkin juga terlalu tampan untuk menjadi tentara pasukan khusus.

Entahlah. Dia mungkin terlalu mencintai negara ini dan menjadikanku nomor dua dihatinya. Tapi dia memang pria sejati untukku.

Dia selalu meninggalkanku dirumah yang cukup besar. Mengingat kami jarang bertemu membuatku sadar bahwa waktu-waktu yang kami lalui selalu menjadi ingatan yang tak pernah terlupakan. Aku mungkin mencintainya, tapi dia selalu mengatakan bahwa cintanya lebih besar.

Bulan ini dia ditugaskan untuk berperang di Afganistan. Melihat ia pergi keluar negri sudah menjadi hal biasa. Entah berapa bulan. Tapi dia selalu mengatakan "Aku akan pulang, aku kan pria sejati!" Dia selalu mengatakan itu dan dia melarangku untuk mabuk sendirian. Dia sangat membenciku ketika terlalu banyak minum wine anggur.

Sebulan telah berlalu. Dia masih mengirimku surat dan suratnya selalu membuatku meneteskan air mata. Aku merindukannya dan dia juga merindukanku.

3 bulan kemudian beberapa orang tentara datang kerumahku. Mereka mengatakan bahwa suamiku menghilang dan mereka tak menemukan tanda-tanda suamiku berada. Mereka mengatakan suamiku mungkin disandera oleh para pemberontak di Afganistan.
Aku hanya menahan nafas. Aku menahannya lagi. Ketika itu dunia berputar lebih cepat atau berhenti aku tidak tahu. Sekarang aku menunggu sampai mungkin pihak Batalyon mengatakan suamiku telah mati.

Seminggu setelah kabar itu aku menerima surat dari kotak surat didepan rumahku. Aku tak percaya. Suamiku mengirimkan aku surat dan tetap saja mengatakan dia merindukanku. Hanya saja aku bingung dia mengatakan juga merindukan baby kecil dan ketika baby kecil semakin dekat denganku aku harus membuka perangkonya.
Aku sedikit bingung dengan hal itu, aku tahu, dia ingin memiliki anak. Mungkin ini caranya menghibur diri.

Setelah 6 bulan berlalu dia masih mengirim surat kepadaku. Aku sangat senang. Aku tahu dia akan memegang janjinya untuk tetap selamat. Aku tidak tahu kapan dia pulang, namun jujur aku selalu merindukannya.

Pada saat aku berjalan di sekitar rumahku, aku melihat Sersan David melintas di depan rumahku. Ia mencoba melihatku lebih dalam

"Apa anda baik-baik saja nonya?" Sersan David terlihat bingung melihatku.

"Tentu. Aku selalu baik-baik saja. Tapi kenapa kau disini? Bukan kah kau satu tim dengan Kapten Michael? Kenapa kau bisa berada disini? Kapan suamiku akan pulang?" Aku juga merasa bingung sersan David bisa berada disini.

"Hemm. Begini nonya, Kapten Michael telah dinyatakan meninggal pada saat perang di Afganistan dan ku fikir kau sudah mendapat suratnya? Juga perlengkapan barang-barang Kapten Michael telah diantar kerumahmu.

"Apa maksudmu? Sebulan yang lalu ia masih mengirimku surat. Ia mengatakan merindukanku. Barang-barang apa maksudmu?" Aku mencoba tetap tenang, walau ada yang salah dan tidak kumengerti.

"Cobalah periksa tiap surat yang ia beri dan periksa barang-barang disekitar rumah anda nonya" Sersan David mencoba menenangkanku sekarang.

Aku berlari memasuki rumah. Aku mencoba mengambil surat-surat yang dikirim oleh suamiku. Dan aku membuka perekatan perangkonya

Perangko 1: Aku diikat ditempat yang gelap. Sangat panas dan bau.

Perangko 2: Sekarang kedua tanganku di potong

Perangko 3: Kedua kakiku juga telah dipotong.

Perangko 4: Kepalaku telah dipotong. Mataku dicongkel

Perangko 5: Badanku dibelah-belah sekarang

Perangko 6: Mereka merebusku

Perangko 7: Aku jadi santapan malam, pagi, siang

Saat itu. Aku mencoba tetap fokus dan tetap tenang namun semua hitam. Semua gelap dan aku tak tau lagi apa yang terjadi

Aku merasakan kepalaku sakit dan sangat sakit. Aku melihat langit-langit diruangan itu. Kerongkonganku sangat kering. Aku tau aku sedang dirumah sakit.

"Anda sudah sadar nyonya?" Aku melihat suster dengan merapikan selimutku.

"Untung anda segera dibawa kesini oleh suami anda. Sekarang anda baik-baik saja serta janin didalam kandungan anda juga baik-baik saja."

"Apa maksudmu suami? Janin dikandunganku?" Aku mencoba bangkit.

"Tetap tenang nyonya. Kita akan melakukan operasi caesar untuk menyelamatkan bayi anda"

Tibai-tiba semua terasa gelap dan aku tidak pernah tau bagaimana selanjutnya terjadi.

Epilog: Ditemukan wanita meninggal didalam rumahnya dan Ditemukan ditempat tidurnya barang-barang suaminya yaitu Kapten Michael Stepenshon. Tidak ada yang pernah tau kematiannya dan tidak ada yang pernah tau kehamilannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar