Kamis, 16 Juni 2016

Detektif Jane

Malam itu aku merangkak dari tempat tidurku, aku mengambil kacamata dan mengambil jas panjang, memakai sepatu hitamku dan membuka pintu kamarku. Ku lirik arlojiku pukul 01:00 dan sepertinya ini kasus berat. Aku merasakan dingin disetiap melewati lorong-lorong penginapan. Kuhisap sebatang rokok dan berjalan menuju parkiran mobil.

15 menit perjalanan, aku sampai di kediaman Tuan Marco Heinsberg, aku tahu ini akan menjadi kasus rumit melewati angin-angin yang menerjang wajahku.

"Bagaimana Tuan Marco Heinsberg bisa meninggal di ruangan pribadinya?" Aku menghirup lebih dalam rokokku dan menjatuhkan puntungannya dihalaman rumah Tuan Heinsberg.

"Entahlah, namun satu keluarganya sekarang memang tidak berada dirumah, Jane. Menurutmu ini aneh bukan? Terlebih minggu lalu keluarga ini bertengkar hebat tentang harta keluarga yang dibagikan tak seimbang" Detektif Kayle mencoba menjelaskan apa yang ia ketahui, kami terus berjalan menuju ruangan tuan Heinsberg, fikiran Kayle dan aku sama-sama kacau sekarang.

Sesampai diruangan tuan Heinsberg, aku sudah melihat Detektif Ronal dan detektif Matt memulai investigasinya. 3 pengawal mencoba membantu mereka dan aku melihat 5 pembantu berjejer di dekat lemari buku panjang dengan wajah cemas. Mereka tampak bergumgam dengan lambaian tangan kesan-kemari.

Aku menunduk kepada mereka. "Siapa yang terakhir mendatangi tuan Heinsberg?" Aku mendekat ke mayat tuan Heinsberg, matanya sudah tertutup, Darah sudah bercucuran di lantai dekat meja bundar kaca bening, di tangan kirinya terlihat pistol yang jelas terlihat ukiran emas "Heinsberg". Aku menemukan keanehan pertama: tuan Heinsberg bukan seorang kidal.

"Dia adalah sparkling, berusia 9 tahun, ia adalah anak pembantu nyonya Miracle. Setiap jam 11 malam, ia akan menghantarkan susu kepada tuan Heinsberg" Detektif Maat menjelaskan sembari membuka sarung tangannya.

"Dimana gadis kecil itu?" Aku menghela nafas, tidak ada yang bisa dilakukan oleh gadis berusia 9 tahun, kecuali ia memang seorang psikopat.

"Anda mencari saya, Nyonya?" Gadis kecil yang sudah pasti adalah Sparkling mendekatiku.

"Bisa kau jelaskan apa saja kau lakukan diruangan tuan Heinsberg selain menghantarkan susu?" Aku mengeluarkan buku dan penaku.

"Kami hanya membahas tentang diriku yang masih dihina karna aku adalah aib bagi ibuku."

"Selanjutnya?" Aku mencoba menatap kedalam wajah Sparkling.

"Ya, aku hanya menjawab bahwa aku masih selalu dihina oleh orang-orang. Oh yaa.. Aku juga mengatakan bahwa aku juga harus menemukan ayah kandungku." Sparkling menjelaskan dengan tegas.
Kayle mendekat...

"Namun mengapa ada 2 tapak kaki anak-anak berbeda didalam ruangan ini?" Kayle semakin mendekat.

"Itu adalah tapak kakiku, tuan." Junior, anak bungsu tuan Heinsberg mendekat, ia seumuran dengan Sparkling.
Kami memandang satu sama yang lain.

"Apa yang dilakukan para pembantu pada jam 10 sampai jam 12 malam?" Ronal mendekati para pembantu.

Seorang pembantu mendekat. "Kami semua sedang memotong sapi untuk persiapan daging di pesta ulang tahun tuan Heinsberg minggu depan. Saya bisa memastikan semua. Kami berlima disana" Pelayan yang cukup tua itu menjelaskan dan itu memang dikuatkan dengan pengakuan pengawal di pintu belakang. Mereka jelas-jelas berada didapur.

"Lalu, bagaimana dengan keluarganya? Dimana istri dan 3 orang anaknya lagi?" Aku mencoba mempertanyakan kepada pelayan tua itu.

Tiba..tibaa terdengar suara berat laki-laki. Ia menangis dan mendekat dengan jasad tua Heinsberg. Matt langsung menghadangnya.

"Kau adalah anak Sulung tuan Heinsberg? Dimana kau seharian ini?" Aku mendekat dan semakin mencium bau alkohol yang tajam.

"Aku mengadakan pesta, aku tidak tau jika ayahku meninggal. Siapa yang berani membunuhnya?" Namanya Jordan Heinsberg. Ia adalah seorang pemabuk berat, pecinta ganja dan peminum alkohol merah.

"Aku tidak pulang kerumah semenjak bertengkar hebat minggu lalu dengan ayah. Aku tidak tahu apa pun." Wajah Jordan masih sedikit angkuh. Siapa yang tak kenal dengan Putra Sulung tua Heinsberg. Ia benar-benar pecinta dunia hiburan. Menggelapkan semua dana keuangan ayahnya adalah hobbynya.

Aku menarik nafas lebih dalam. Kulirik sudah pukul 03:00 pagi. Ronal tampaknya cukup frustasi oleh ini.

Suasana pecah dengan hadirnya nyonya Heinsberg beserta dengan kedua putrinya.

"Apa yang terjadi dengan suamiku? Siapa pelakunya? Ia menarik kerah kemeja kusam milik Matt. Ia menangis dengan hebat memecah suasana ruangan tuan Heinsberg.

"Tenangkan diri anda nyonya. Bisa jelaskan anda dimana saat kejadian terjadi?" Aku mencoba memutar-mutar pena menunggu jawabannya.

"Kau menuduhku, detektif gila?" Nyonya Heinsberg berjalan kearahku dan tampaknya ia ingin melukaiku, tangan detektif Ronal yang cekatan menangkap tubuh nyonya Heinsberg dan mendudukkannya di sofa.

"Kami tidak menuduh anda, kamu hanya ingin keterangan." Aku mencoba menjelaskan dengan suara lebih pelan.

"Saya sedang melakukan arisan berlian dengan Ibu-Ibu desa. Tidak! Tidak ada seorang istri pun menginginkan suaminya mati terlebih membunuhnya! Kau tau? Aku tak ingin menjadi janda tua! Tidakk!!!" Nyonya Heinsberg menangis dan kedua putrinya memeluknya dengan erat.

Kali ini, Matt yang mengeluarkan buku dan penanya.

"Lady Diamond, Apa yang anda lakukan sepanjang hari?" Matt bertanya pada anak kedua tuan Heinsberg. hal yang paling aku suka dari Matt, ia tetap fokus dengan bukunya tak melihat kewajah saksi, namun mendengarkan teliti disuara-suara saksinya. Merasakan tiap kebohongan yang sulit dilakukan.

"Aku melakukan pameran toko buku ke-5 ku di Kota! Semua orang tau itu. Aku tidak melakukan itu pada ayahku sendiri." Ia menjelaskan dengan menyakinkan Matt yang tidak melihatnya. Aku ataupun Matt mungkin menemukan keganjalan juga. Lady Diamond adalah gadis yang bodoh. Semua orang tau itu. Ia baru saja berkecimpung didunia seni selama 6 bulan dan membuka 5 pameran, padahal pada saat pengumuman resmi. Lady Diamond hanya diberi 1 toko untuk pamerannya. Darimanakah Ke-4 toko lagi??

Matt sepertinya menemukan keganjalan itu. Tampak beberapa kali menyoret dan menulis kembali.

"Kau Lady Aries, apa yang kau lakukan sepanjang hari ini?"

"Aku mengadakan pesta dansa. Aku masih melihat ayah siang tadi. Dia masih baik-baik saja. Dia memang melarangku pergi ke pesta, tapi itu tidak menjadi hambatan bagiku." Lady Aries menjelaskan bersamaan ia memeluk nyonya Heinsberg. Matt sepertinya kebingungan sekarang.

"Aku tau pelakunya! Aku tau pelakunya!" Nyonya Heinsber berdiri tegap. Matanya memicing kearah 5 pembantu yang sedari tadi berdiri.

"Dia! wanita jalang ini yang telah membunuh suamiku! Kau pelakunya!" Dengan berjalan cepat nonya Heinsberg menunjuk ke arah pembantunya yaitu Miracle ibu dari sparkling. Ia menampar pipi Miracle dan sontak aku menarik nonya Heinberg dan menjauhkannya sebisa mungkin.

"Apa maksudmu nonya?" Ronal sepertinya tertarik dengan pertengkaran ini. Ia sudah membuka sarung tangannya dan mendekat ke kami.

Nyonya Heinsberg melepas genggaman kami. Sedikit merapikan bajunya. "Siapa yang tidak tau kejahatan suamiku. Ia adalah pria hiperseks. Hampir semua gadis di desa ini adalah wanita simpanannya. Itu memang memuakkan untukku. Tapi aku selalu bertahan bersamanya demi 4 anakkku. Tapi 9 tahun yang lalu. Tidak! Ini sudah berjalan 10 tahun. Suamiku memperkosa Miracle di taman belakang rumah. Aku tau karna suamiku selalu terbuka apa pun yang dia lakukan. Aku dan suamiku tak menyangka bahwa ia hamil. Tapi kami masih menutup rahasia ini rapat-rapat. Ohhhh! Harusnya aku mengusir wanita jalang ini!" Nyonya Heinsberg menangis. Sepertinya tidak mudah jadi seorang istri yang memiliki suami hiperseks.

"Jadi kau adalah pelakunya Miracle??" Aku mendekat kearah Miracle.

"Tidak! Untuk niat melaporkan tuan ke polisi aku tak berani, bagaimana mungkin aku membunuhnya. Aku bahkan tidak pernah bertatap muka pada tuan. Sungguh bukan aku. Aku berani bersumpah demi itu!" Miracle tak kalah hebat menangis.

"Kami memotong danging sapi pada jam 10 hingga tepat 12 malam. Aku bisa menjamin bahwa kami berlima berada didapur." Seorang pelayan berjalan mendekatiku. Dan itu dibenarkan oleh penjaga rumah di pintu belakang.

Aku,Matt,Ronal dan Kayle saling menatap. Entah siapa yang benar, tapi dari semua orang diruangan ini pasti salah satu pembunuhnyaaa.

Bisakah kalian membantuku menemukan pelakunya????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar