Sabtu, 04 Juni 2016

Slenderman


Ashley mulai sadar ketika sinar mentari menembus kelopak matanya, namun tetap saja ia tak ingat mengapa ia berada di hutan ini. Ashley memandang sekitarnya berharap menemukan sebuah petunjuk, pandangannya terhenti ketika melihat sebuah kepulan asap melayang di udara dan nampaknya berjarak tak jauh dari tempat ia berada.
Dengan kondisi luka di kaki Ashley mencoba untuk berdiri dan mendatangi sumber asap tersebut, ia tetap berjalan meski terpincang-pincang dan kehilangan keseimbangan.



Ashley semakin dekat dengan tujuannya, hingga ia menemukan sebuah puing-puing pesawat yang terbakar dan beberapa mayat di tempat tersebut.
Kini Ashley ingat segalanya, ia merupakan salah satu penumpang pesawat tersebut!

secara spontan ia mendekati puing-puing tersebut untuk mencari sesuatu yang bisa ia manfaatkan seperti kotak P3K dan ransum. Setelah mengumpulkan semua yg ia dapat Ashley bergegas untuk pergi mencari pertolongan.

***

Matahari mulai terbenam, Ashley masih terus menjelajahi hutan ini tanpa ada rasa takut sama sekali, Yang ada dipikirannya adalah mencari pertolongan.
Hari semakin gelap, Ashley mengeluarkan senternya guna menerangi langkahnya di hutan yang gelap ini.

Langkah demi langkah ia telusuri sampai akhirnya ia menemukan setitik cahaya kecil yang tertutup oleh pohon-pohon yang berdiri kokoh. Didalam hati Ashley berharap itu adalah sebuah camp dan ia bisa meminta pertolongan disitu.

Ia berjalan menuju cahaya tersebut, melewati pepohonan dan semak-semak yang kadang melilit kakinya. Pandangannya akan cahaya itu sempat teralihkan ketika ia melihat sesuatu yang tertempel pada batang pohon, kertas lusuh dengan gambar beberapa pohon. Namun ia kembali fokus ke cahaya tersebut.

Semakin dekat...
Semakin dekat..
Semakin dekat.

Ternyata itu adalah sebuah rumah. dengan penuh harapan Ashley berlari kecil menuju rumah itu, berharap ada seseorang yang dapat menolongnya.

"Halo, apakah ada orang? Tolong! Aku butuh bantuan!" teriak Ashley sembari mendekat ke pintu rumah tersebut.

Pintu rumah tersebut terbuka dengan sendiri nya, mengeluarkan bunyi melengking yang memecah keheningan malam.

"Halo??" kata Ashley

Dengan penuh keraguan ia memberanikan diri untuk masuk kedalam rumah tersebut, namun tak ada apa-apa disana...
Ashley yang merasa kelelahan memutuskan untuk duduk di sofa tua yang sedikit berdebu, dan hingga akhirya ia terlelap.

...

..

.

Ashley terbangun dari lelapnya, ia melirik ke jam tangan swiss army miliknya yang menunjukkan pukul 02.18 dinihari.
Suara gumam seperti nyanyian seseorang terdengar dari luar rumah tersebut. Dengan sepenuh hati ia berharap itu adalah pemilik rumah ini.
Bermodalkan senter dan keyakinan Ashley berjalan menuju teras rumah tersebut.

"umm.. Hallo tuan? Aku butuh bantuan!"

Pria itu hanya duduk dibawah pohon dengan posisi membelakangi Ashley.
Ashley menangkat senternya, mengarahkan cahayanya kepada pria itu.
Terlihat jelas pria itu memetik sepucuk bunga kecil yang berada di sampingnya.

Badan Ashley menggetar hebat ketika melihat pria itu beranjak dari duduknya.
Pria itu tinggi sekali, menggunakan jas hitam dan dasi merah serta kepala yang polos tanpa wajah, berjalan mendekat ke arah Ashley

Jantung Ashley berdebar sangat kencang, getaran tubuhnya semakin kuat hingga ia menjatuhkan senternya.
Semua nya menjadi gelap.. Bahkan cahaya dari rumah tersebut juga hilang ditelan kegelapan.

"Ikuti aku"

Suara tersebut memenuhi kepala Ashley, didalam gelap tatapan nya kosong memandang pria tersebut.
Wajah Ashley yang awalnya tegang mulai berubah menjadi senyuman, pria itu memegang tangan Ashley dan membawanya pergi...
Masuk kedalam kegelapan dan kesunyian yang tak berujung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar